TUHAN, BERKATILAH SAUDARA/SAUDARI YANG MEMBACA/BUKA BLOG INI ^^

Minggu, 27 November 2011

Iman siapa?

Kita sering mendengar seseorang berkata kepada orang yang sedang sakit dan didoakan: “Imanmu kurang besar, maka Tuhan tidak menyembuhkanmu. Ayo berimanlah.” Kata-kata ini dikeluarkan ketika orang yang sakit tersebut didoakan dan ternyata tidak sembuh dengan cara yang ajaib, seperti yang diinginkan. Si sakit bukan hanya sakit jasmani, tetapi kini ia merasa bersalah dan dipojokkan karena imannya yang tidak cukup untuk mendapatkan kesembuhan.

Tetapi kalau kita membaca beberapa kisah di dalam Alkitab, tidak diperlukan iman di pihak si sakit untuk mendapatkan kesembuhan itu. Iman itu justru harus dimiliki oleh orang yang memohon kepada Tuhan Yesus untuk orang lain yang sakit. Yesus memuji iman para penggotong orang lumpuh yang masuk melalui atap rumah, bukan hanya si lumpuh (Markus 2:1-5). Yesus menuntut iman kepada Yairus yang memohon agar Yesus menyembuhkan anak perempuannya. Saat si anak perempuan Yairus sudah meninggal, maka yang diperlukan adalah iman Yairus, si pemohon, bukan anak perempuannya (Markus 5:21-23, 35-43).

Begitu juga dengan perempuan Fenisia. Anaknya yang kerasukan roh jahat tidak berjumpa dengan Yesus sehingga Yesus tidak menuntut iman dari anak itu. Tetapi Yesus menuntut iman dari ibunya, perempuan Fenisia itu, yang datang menghadap Yesus untuk memohon kesembuhan anaknya. Dan imannya yang besar membuat Yesus menyembuhkan anaknya (Markus 7:24-30).

Ini juga terjadi saat Yesus turun dari gunung di mana Dia dimuliakan. Ada seorang bapak yang anaknya sedang kerasukan setan. Anaknya yang tidak sadar itu tentu tidak memiliki iman sedikit pun kepada Yesus. Tetapi ayahnya memiliki iman sekalipun sangat kurang sehingga dia meminta agar Yesus menolongnya untuk lebih beriman (Markus 9:14-29)
Kisah ini menunjukkan bahwa justru orang yang memohon atau berdoa untuk kesembuhan orang lain itulah yang dituntut imannya. Memang ada juga iman itu dituntut dari orang-orang yang sedang sakit itu sendiri kalau mereka langsung berhadapan dengan Yesus dan memohon kepada-Nya. Namun, jika ada orang yang menjadi perantara atau dalam istilah sekarang adalah pendoa syafaat, memohonkan untuknya, maka orang itulah yang harus beriman.

Karena itu, jika seseorang yang mendoakan menuduh orang yang didoakannya kurang beriman sehingga tidak mendapatkan mukjizat, maka ia perlu mawas diri. Jangan-jangan dialah yang kurang beriman. Siapakah yang lebih ingin disembuhkan daripada orang yang sakit itu sendiri?

Kesembuhan itu merupakan kedaulatan Allah. Maka menuduh orang yang sedang sakit sebagai kurang beriman ketika mukjizat itu tidak/belum terjadi, itu hanya akan memperparah keadaannya.

Sumber : Panggilanhidup.net

Senin, 21 November 2011

Berita : Relik yang Membuktikan Yesus Itu Hidup



Sebuah kotak ditemukan di situs penggalian di Yerusalem. Kotak ini ditemukan di luar tembok Kota Tua Daud di Yerusalem yang merupakan sisa dari era Byzantium. Kotak yang diukir dari tulang sapi, kuda, atau unta ini berhiaskan salib dengan ukuran hanya 0.8 x 0.6 inci. Menurut Yana Tchekhanovets dari Israel Antiquities Authority, kotak ini diduga kuat dibawa para umat Kristiani pada akhir abad 16. Di dalam kotak ini ternyata ada isinya.

Saat tutup kotak dibuka, tampak dua foto yang masih bisa dilihat dalam cat dan daun emas. Foto itu merupakan figure pria dan wanita yang kemungkinan besar diperkirakan sebagai Yesus dan Bunda Maria. Kotak ini sebenarnya sudah ditemukan dua tahun lalu dan diteliti dengan seksama oleh para ahli hingga akhirnya terungkap dalam konferensi arkelogi baru-baru ini.

Kotak yang bermakna sejarah buat bangsa Israel pada umumnya dan bagi umat Kristen secara khusus ini diklaim penting karena menawarkan bukti arkeologi bahwa Yesus memang ada dan diabadikan dalam foto yang terdapat di dalam kotak tersebut. Ikon semacam ini memang sering digunakan pada jaman Byzantium dan tak terbatas pada upacara gereja, seperti dikutip foxnews. Temuan ini menandai keyakinan Kristen telah ada dari 1.400 tahun yang lalu.

Sebuah penemuan penting dan mempertegas penemuan-penemuan sebelumnya bahwa Yesus itu sungguh ada. Ada satu fakta lagi yang jelas-jelas terbukti bahwa apa yang Alkitab katakan memang benar adanya. Untuk itu, sungguh wajar jika kita mempercayai bahwa Yesus adalah Juru Selamat yang dapat menyelamatkan manusia dan sudah mengorbankan Diri-Nya di kayu salib.


Sumber : inilah/lh3

Setengah Hati

Kolose 3:23
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia


Seorang ibu sedang menunggu antrean di kasir supermarket. Hanya ada tiga pembeli di depannya, tetapi ia harus menunggu lama. Rupanya sang kasir menghitung barang sambil mengobrol dengan temannya yang membungkus barang. Mereka melayani pembeli dengan setengah hati.

Ketika sampai di depan kasir, si ibu bertanya, “Siapa manajermu?” Sang kasir kaget, lalu berkata, “Maaf, ibu menunggu lama.” “Tidak mengapa,” jawab ibu itu, “Besok ini tidak akan terjadi lagi!” Esok harinya sang kasir dipecat. Ia tidak tahu bahwa ibu itu adalah istri pemilik supermarket.

Banyak orang bekerja setengah hati, tanpa rasa antusias. Mereka enggan memberi yang terbaik. Yang penting dapat penghasilan. Akibatnya, hasil kerja mereka pun mengecewakan. Mental kerja seperti ini tidaklah kristiani.

Rasul Paulus memahami pekerjaan sebagai panggilan. Maka, orang kristiani diminta bekerja dengan segenap hati dan penuh dedikasi. Jadi bukan hanya tuannya puas, Tuhan pun ikut senang. Upah bekerja bukan hanya uang, tetapi juga berkat Tuhan (Kolose 3:24). Bentuknya bisa berupa kepuasan bekerja. Kita akan merasa diri berarti ketika orang lain bisa menikmati hasil karya kita. Juga kita akan disayang atasan, karena bekerja dengan loyal dan dapat diandalkan.

Pekerjaan Anda mungkin tidak menarik. Tidak sesuai hobi Anda, atau rutin dan menjemukkan. Penghasilan pun mungkin minim. Namun, jangan jadikan itu alasan untuk bekerja sembarangan. Bagaimanapun, bisa bekerja adalah berkat dan kesempatan. Kerjakan itu dengan sepenuh hati, sebagai wujud ibadah yang sejati.

Bagi yang bekerja setengah hati, pekerjaan itu beban; bagi yang bekerja sepenuh hati, pekerjaan itu tantangan


Sumber : WWW.JAWABAN.COM

Kamis, 17 November 2011

Pengkhotbah 11:1-5: “akan menuai walau ditengah badai”

Author : |

Pengkhotbah 11:1 “Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu”.

Apakah ayat ini tidak keliru..? Yang pasti tuh roti bakalan hancur lebur berantakan dan tidak akan kembali…! Mana bisa roti yang dilempar ke air akan kita dapatkan kembali lama setelah berada disana…?! mungkin kalau roti-rotian dari karet, bukan roti dari adonan tepung.

Jamieson-Fausset-Brown Bible Commentary mengaitkan hal ini dengan kebiasaan orang yang melemparkan benih dari perahu ke aliran sungai Nil yang sedang meruah (overflowing). Atau kebiasaan mereka menabur benih ke tanah yang berair (rawa). Jika airnya menyusut maka akan tumbuh gandum-gandum dari tanah tersebut. Pada akhir komentar mereka mencatat bahwa pemberian kita kepada orang lain yang tak berpengharapan akan terbukti bukan merupakan suatu kesia-siaan.

Alkitab memang tidak keliru. Dalam ayat ini ada sesuatu yang sedang disampaikan Roh Kudus bagi kita orang yang percaya untuk dipahami.

Roti merupakan makanan pokok, berkat atau sesuatu yang berharga dalam kehidupan kita (waktu, talenta, uang, tubuh), yang juga bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Roti merupakan Firman Allah (Manna) (Mat.4:4; Deut.8:3; Maz.119:103; Isa 55:10; Keluaran.16).

Dalam Mark.14:22 waktu Yesus pecahkan roti Dia katakan: “Inilah TubuhKu”.

Di Mat. 15:26, Tuhan Yesus katakan bahwa roti diperuntukkan bagi “anak-anak”.

Eccl 11:1 adalah roti yang dikhususkan bagi kita orang percaya (anak-anak kerajaan), bukan untuk orang dunia. Orang dunia akan bingung baca ayat tersebut tanpa pengertian yang benar. Bagi kita ayat diatas merupakan suatu kenyataan dari pengharapan serta keajaiban yang kita alami sepanjang kehidupan kita bersama Tuhan. Nothing impossible for God.

Ayat ini ada yang mengelompokkannya kedalam bab mengenai saran atau nasehat terhadap ketidak-pastian dari kehidupan. Ayat 1, adalah ayat yang mengandung janji Tuhan dan pengharapan kita yang tidak akan pernah dikecewakan. Juga merupakan suatu kepastian dari janji dan jaminan Tuhan bagi orang percaya, anak-anakNya.

Kita memiliki janji bahwa setiap hal yang difirmankan oleh Tuhan cepat atau lambat pasti akan terpenuhi. Terkadang ada sebagian dari janji-janji tersebut seperti roti yang kita lemparkan ke air, sepertinya mustahil akan terealisir, sia-sia. Tapi janganlah sampai kita kehilangan iman karena penantian tersebut, karena Tuhan sudah menggaransi bahwa Dia akan menepatinya.

Orang yang tidak percaya tidak akan mungkin melemparkan “roti” mereka pada hal-hal yang tidak memberikan kepastian. Jangankan memberi, dalam berinvestasi saja mereka akan perhitungkan benar-benar untung rugi dan waktu dari realisasinya. Tapi bagi kita orang percaya, hal yang berharga termasuk waktu, talenta, pelayanan pribadi, dan berkat kita, akan kita prioritaskan untuk pekerjaan Tuhan yang seringkali nampak tidak ada, atau tidak jelas return of ivestmentnya. Tapi suatu kali kelak pasti roti itu akan kita terima kembali, ini adalah suatu kepastian. Ayat diatas tidak tertulis “…mungkin engkau akan mendapatkannya kembali….” tapi “…maka engkau akan mendapatkannya kembali…”. Jadi jangan takut untuk terus melakukan investasi dalam pekerjaan Tuhan. Sumber yang kita berikan bagi pekerjaan Tuhan akan menghasilkan jiwa-jiwa dikemudian hari yang berdampak sampai pada kekekalan.

Pada ayat selanjutnya (Eccl.11:2) kita diarahkan lebih jelas untuk memberikan atau menyalurkan bagian berkat kita kepada Tujuh (angka sempurna) dan Delapan (angka kebangkitan). Kita sebagai umat tebusan harus menyalurkan investasi (pemberian/pelayanan diri) kita kepada pemberitaan injil Yesus Kristus yang sempurna, yang merupakan satu-satunya jalan yang menjanjikan kebangkitan dalam kemuliaan bagi orang yang percaya. Prioritas kita orang percaya adalah pekerjaan pemberitaan injil Tuhan Yesus Kristus, at any cost. Dasar dari pemberian/pelayanan dan investasi kita adalah pemberitaan injil, bukan supaya orang lain senang, supaya disayang gembala, dll tapi untuk pemberitaan injil Tuhan.

Eccl.11:3 memastikan bahwa dalam posisi apapun dan dimanapun kita berada, disitulah berkat dan tuaian dari Tuhan akan menjadi bagian kita. Dimana saja selalu ada kesempatan, dan berkat Tuhan tidak akan pernah terbatas/terhalang oleh situasi dan kondisi sekitar. Seringkali tempat /lokasi/posisi menjadi alasan kita akan janji Tuhan yang tertunda. Kita akan berusaha mencari lokasi dan posisi baru untuk merealisasikan nya. Padahal Tuhan dapat memberkati kita dimanapun dan apapun keadaan kita. Roh Kudus katakan diayat 3, tidak masalah pohon akan jatuh kemana saja … ditempatnya tumbang, disanalah ia akan tergeletak. Tuhan dapat bekerja dalam segala situasi, percaya dan terimalah kenyataan ini.

Eccl.11:4 mengingatkan kita untuk tidak melihat pada situasi sekeliling terlebih yang negatif dan merupakan penghalang yang menghambat pertumbuhan iman. Kita harus tetap menabur tanpa memperhatikan keadan angin dan terus mengharapkan tuaian tanpa memperdulikaan awan yang mungkin gelap menakutkan.

Apa iya dalam segala situasi yang tidak menjanjikan tersebut, dibawah awan gelap gulita menakutkan yang sebentar lagi badai akan datang menghancurkan segalanya, kita masih bisa menuai…? jangan panik…! jangan menjadi lemah dan goyah…!

Eccl.11:5 menjelaskan hal itu bahwa percuma saja kita coba mencari tahu jalan Tuhan atau mau coba membuat formula pekerjaan Roh yang luarbiasa. Tuhan adalah Mahakuasa dan Tuhan dari segala kemustahilan..! (Mat.19:26). Jangan coba ingin tahu dan memperkirakan bagaimana jalan Tuhan mengembalikan roti kita dari air setelah berhari-hari terapung atau tenggelam disana. Yang pasti kita akan terima kembali roti yang utuh..segar..baru dan berlipat sesuai kebutuhan kita tanpa disertai ketamakan dan keserakahan.

Pengkhotbah yang berhikmat menulis; “Seperti halnya kita tidak tahu bagaimana tulang-tulang bisa terbentuk dari sperma didalam kandungan wanita, kita tidak tahu juga cara Tuhan menolong dan memberkati kita. Percaya saja padaNya tanpa perdulikan segala situasi sekitar kita..just believe in Him..! Dia Bapa yang baik dan tahu setiap keperluan anak-anaknya. Oleh sebab itu kalau anda setuju, bagi orang percaya, kita akan tetap menuai ditengah badai..!

Apapun tuaian yang sedang anda harapkan, percayalah cepat atau lambat itu pasti terjadi oleh karena Tuhan. Kalau anda sedang berdoa buat keluarga dan jiwa-jiwa yang belum selamat, inipun masuk dalam agenda Tuhan bagi tuaian kita.

Hidup dengan Tuhan adalah hidup yang berpengharapan. Keajaiban dan berbagai kemustahilan kita alami disepanjang jalan ini. Raja Salomo dengan hikmat dan pengalaman kehidupannya melalui urapan Roh Kudus menulis buku ini pada masa-masa terakhir dari pemerintahannya (935 BC). Dia telah banyak menyaksikan dan mengalami keajaiban hidup bersama Tuhan. Kitab ini berfokus pada masalah kesia-siaan dalam kehidupan manusia seperti yang dicatat pada Eccl.1:2, “Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Segala sesuatu yang dicapai manusia didunia ini baik hikmat dan kekayaan merupakan kesia-siaan belaka, kecuali jika disertai takut, taat dan hormat akan Tuhan.

Pengkhotbah memberikan jawaban atas pertanyaan sulit tentang apakah arti dari kehidupan ini..? Bagi si materialistis obyek kehidupan mereka adalah kelimpahan harta benda dan keberhasilan cita-cita duniawi diluar Tuhan. Si Sensualis akan mengartikan kehidupan atas pencapaian kepuasan fisik (seks, makan-minum, petualangan, kegairahan lainnya). Bagi kaum intelektual mereka mencari arti kehidupan melalui penemuan intelektual, hikmat dunia, dlsb. Semua ini adalah kesia-sian dari kesia-siaan.

Hidup manusia sangat singkat, penghakiman akan datang, dan Allah adalah Mahakuasa. Kesimpulan dari kitab ini terdapat pada Eccl.12:13 “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat”.

Firman adalah seperti Air (Efesus 5:26; Yohanes 15:3; 17:17; Mazmur 119:5,9). Air juga merupakan bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa (Rev.17:15).

Lemparkanlah rotimu ke air maka engkau akan mendapatkannya kembali…! Pasti…! Bawalah Firman Allah, kenalkan Yesus bagi bangsa-bangsa maka Firman itu tidak akan kembali dengan sia-sia tapi akan menghasilkan keselamatan bagi banyak orang.

Serahkan dirimu sepenuhnya dipimpin oleh firman dan kerjakan segala sesuatu seturut firman Tuhan maka pengharapan sudah menanti dimasa yang akan datang. Amin.


Sumber :www.gpdiworld.us

Selasa, 15 November 2011

Humor : TOBAT =====

Badu sedang ngobrol dengan Budi tentang pendeta yang pernah khotbah di
gerejanya.

Badu : "Bud, pernah ada pendeta yang sangat disiplin sekali diundang
khotbah di gerejaku."

Budi : "Disiplinnya gimana?"

Badu : "Dia gak suka sama jemaat yang suka datang terlambat. Padahal
anggota gerejaku kebanyakan para pebisnis yang suka lelet
datang ke gereja. Sebelum khotbah dia minta kepada majelis
untuk menutup semua pintu masuk agar yang terlambat tidak bisa
masuk. Pendeta itu mungkin berpikir agar anggota jemaat bisa
bertobat dan bisa disiplin dalam bergereja."

Budi : "Wahhh ... bagus tuhh ... jarang lho ada pendeta tegas kaya
gitu. Trus gimana hasilnya?"

Badu : "Iyaa ... lhoo ... gak hanya jemaat yang bertobat ... tapi juga
majelisnya .... Mereka tobat dan gak akan mau undang pendeta
itu khotbah lagi ... hi hi hi hi ....!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"agar kamu jangan menjadi lamban,
tetapi menjadi penurut-penurut mereka
yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian
dalam apa yang dijanjikan Allah." (Ibrani 6:12)

Sumber :
www.sabda.org

Jumat, 11 November 2011

Jemaat Efesus

Wahyu 2:3-4

Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”


Jemaat di Efesus dikenal sebagai jemaat yang setia dan penuh semangat penginjilan. Mereka tidak terpengaruh pada lingkungan disekeliling mereka yang menyembah berhala. Mereka dikatakan selalu menjaga integritas mereka, mereka punya karunia mampu membedakan rasul palsu dari yang asli, mereka rela menderita dan tidak kenal lelah.

Namun mengapa Tuhan masih menegur mereka? Jawabannya adalah karena mereka meninggalkan kasih mula-mula, yang berarti lebih memprioritaskan "pekerjaan Tuhan" daripada kerinduan untuk mengenal lebih jauh "pribadi Tuhan".

Melakukan pekerjaan Tuhan adalah penting, namun lebih penting lagi bagi kita untuk melayani Tuhan, menjaga keintiman dengan Tuhan secara konsisten. Kita harus tetap mengarahkan fokus pada kasih yang semula agar fokus tidak berpindah kepada "sekedar menjalankan tugas dan kewajiban" dan akibatnya kehilangan kasih yang semula, kasih yang meluap-luap ketika kita pertama kali menerima Kristus.

Agar pelayanan kita berkenan bagi Tuhan, marilah kita tetap menjaga bahwa apapun yang kita kerjakan adalah semata-mata demi kemuliaanNya, karena kita begitu mengasihiNya, bukan karena sekedar sebuah tuntutan semata.

Tetapkan prioritas yang benar agar semua yang kita lakukan berkenan dihadapan Tuhan.

Sumber : renungan harian
Sumber : www.jawaban.com
SELAMAT DATANG. AYO BELAJAR FIRMAN TUHAN AGAR BERTUMBUH ROHANI KITA

SKALI2 BACA BAGIAN HUMOR AGAR MENYEGARKAN TUBUH KITA

WELCOME! ,PLEASE SHARE THIS BLOG TO YOUR FRIENDS

Cari Topik

Google

KATA-KATA BIJAK UNTUK YG INGIN SUSKES DI DUNIA KERJA

Iman tanpa perbuatan adalah mati


dari Bible

BELANJA ONLINE

Humor

PEMAKSAAN
Dikirimkan oleh Team i-Humor pada Sen, 11/29/1999 - 17:00.
Amin masuk ke sebuah restoran bersama anjing kecilnya. Pegawai restoran berkata, "Maaf Pak, tidak boleh membawa binatang ke sini." Amin menolak dan berkata, "Ini anjing bukan sembarang anjing lho ... dia ini istimewa .... Dia bisa bermain piano!"
"Oke! Kalau Anda bisa membuktikan kehebatannya, anjing Anda boleh tetap berada di dalam restoran ini dan dapat minum gratis!"
Amin membawa anjingnya duduk di kursi piano. Anjing kecil itu langsung beraksi memainkan lagu-lagu Mozart, Ragtime, dan lain-lain. Pegawai restoran dan pengunjung sangat menikmati permainannya.
Tiba-tiba seekor anjing besar masuk ke restoran itu dan menggigit leher anjing kecil itu sambil diseret ke luar dari restoran. Pegawai restoran yang bingung bertanya kepada Amin, "Apa yang terjadi?"
Dengan tenang Amin menjawab, "Ohhh, itu Ibunya. Dia ingin anaknya itu menjadi dokter gigi!"
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (1Petrus 5:2)
Sumber: Buffalosjokes