TUHAN, BERKATILAH SAUDARA/SAUDARI YANG MEMBACA/BUKA BLOG INI ^^

Kamis, 26 Desember 2013

Renungan Harian Onine : Akil baliq Rohani

Galatia 4:1
"Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;"

Kata akil balig artinya sudah dewasa. Alkitab menyatakan bahwa seseorang yang belum dewasa belum pantas menerima warisan. Namun setelah ia mengalami akil balig, maka hak ahli waris dapat diterimanya.
Akil balig yang dimaksudkan oleh ayat nas di atas adalah akil balig rohani atau kedewasaan rohani. Inilah sasaran kehidupan orang percaya yaitu mencapai kedewasaan rohani seperti tertulis: "...sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus," (Efesus 4:13).
Secara fisik setiap orang mengalami pertumbuhan, mulai dari balita, anak-anak, remaja, pemuda dan kemudian menjadi dewasa. Semakin bertambah usia seseorang bertambah kuat pula fisik atau jasmaninya, tapi tidak menjamin bahwa kerohaniannya juga bertambah kuat.
Seseorang yang dewasa rohani (akil balig secara rohani) pasti akan mengalami mujizat dari Tuhan dan menikmati penggenapan janji-janjiNya dalam hidupnya, dan untuk bisa bertumbuh dewasa kita tak lepas dari tuntunan Roh Kudus karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus, karena itu tunduklah pada pimpinan Roh Kudus.

Hanya orang yang sudah mengalami 'akil balig' lah yang semakin dipercaya oleh Tuhan dalam segala hal dan menjadi ahli warisNya!

Sumber : air hidup


Sabtu, 21 Desember 2013

Renungan Harian Online : Tinggal dalam hadirat Allah dan berbuah

"Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam, seperti pada hari-hari, ketika Allah melindungi aku, ketika pelita-Nya bersinar di atas kepalaku, dan di bawah terang-Nya aku berjalan dalam gelap; seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku;" (Ayub 29:2-4)
Tinggal dalam hadirat Tuhan adalah bagian yang sangat penting di dalam hidup kita setiap hari. Di dalam hadirat Tuhan kita mengalami aliran hidup yang dari Tuhan menjadi kekuatan kita dalam melakukan kehendak-Nya. Kemenangan kita dalam menghadapi tantangan kita raih di dalam hadirat-Nya. Dan orang yang tinggal dalam hadirat Tuhan dengan benar akan menghasilkan buah Roh Kudus dari hidupnya. Ayub adalah contoh yang patut kita tiru sebagai orang yang diam dalam hadirat-Nya dan menghasilkan buah yang manis bagi orang yang ada di sekitarnya.
Ayub adalah seorang yang membangun keintiman dengan Tuhan. Dia tinggal dalam hadirat Tuhan. Kehadiran Allah dan terang-Nya yang menaungi hidup Ayub sangat nyata. Sebelum Ayub mengalami penderitaan akibat serangan iblis, dia hidup dalam keintiman dengan Allah. Ayub ada di bawah naungan hadirat Tuhan, dalam terang dan hikmat-Nya, hidup dengan mengenakan pikiran yang selaras dengan pikiran Allah. Hidupnya dibangun dan dirawat dalam pola yang sedemikian mengingini Tuhan dan mengalami pengalaman nyata bersama Tuhan.
Pada masa-masa itu naungan hadirat Allah atas Ayub sangat dirasakan orang lain. Kehidupannya adalah seperti pohon yang akarnya tembus sampai dalam, yang mencapai air kehidupan yang melimpah. Rantingnya dinaungi embun surgawi yang menghadirkan kesejukan dan kesuburan, sehingga buahnya lebat.
"Akarku mencapai air, dan embun bermalam di atas ranting-rantingku. Kemuliaanku selalu baru padaku, dan busurku kuat kembali di tanganku." (Ayub 29:19-20)

Sumber : www.jawaban.com

Rabu, 11 Desember 2013

Renungan Harian Online : Aman Dalam Lindungan Allah

"Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Mazmur 91:4
Mazmur 91 merupakan janji perlindungan Tuhan untuk setiap orang yang percaya kepadaNya.
Dalam kondisi bangsa ini yang tidak menentu, kejahatan dimana-mana, bencana alam yang terjadi, ledakan bom yang selalu mengancam, kerusuhan yang bisa terjadi kapan saja, tidak perlu menjadi hal-hal yang ditakutkan.
Karena janji Tuhan sungguh nyata : „Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau…“, bagai seekor induk ayam yang selalu menudungi anak-anaknya dengan sayapnya, demikian juga Tuhan kita selalu menudungi kita dari segala macam bahaya.
Bagaimana caranya agar dapat tetap aman dalam lindungan Allah?
      1. HATI YANG MELEKAT KEPADA ALLAH
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya,, sebab ia mengenal nama-Ku.” Maz 91:14
Hiduplah intim dengan Allah. Tingkatkan persekutuan pribadi kita dengan Allah.
Dia akan meluputkan kita dari segala macam bahaya. Bahkan bahaya yang tidak kelihatanpun akan dijauhkan dari kita, “…Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung…” Maz 91:3
Kenalilah Allahmu, maka perlindungan Tuhan akan nyata kepadamu siang dan malam, Maz 91:5-6.
2. BERSERU KEPADA TUHAN
“Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.” Maz 91:15
Tuhan ingin kita menyampaikan segala isi hati kita kepadaNya.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Fil 4:6
Jangan pernah merasa sungkan ataupun ragu-ragu untuk berseru kepada Tuhan, maka Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk menjagai dan melindungi kita, Maz 91:11-12.
Tidak ada perlindungan yang lebih sempurna dibandingkan dengan perlindungan yang dari Tuhan.
Jangan andalkan kekuatan manusia ataupun kekuatan diri sendiri, tetapi andalkanlah Tuhan di atas segalanya, Yer 17:5-8. Maka perlindungan Tuhan akan selalu nyata di dalam setiap langkah hidup kita.
Tingkatkan persekutuan pribadi kita dengan Allah. Nyatakan segala keinginan kita dalam doa dan permohonan.

Sumber : www.pelitahidup.com

Minggu, 01 Desember 2013

Renungan Harian Online : Bintang di Jendela

Pada masa Perang Dunia I, keluarga-keluarga yang mengirim putranya untuk berperang akan memasang sebuah tanda bintang di salah satu jendela rumah mereka. Seorang kakek sedang berjalan-jalan dengan cucunya ketika sang cucu menanyakan apa arti tanda bintang di jendela. Setelah dijelaskan, sang cucu pun tersebut dan bertepuk tangan setiap kali menjumpai sebuah rumah dengan tanda bintang di jendela. Beberapa saat kemudian, si cucu tiba-tiba menunjuk ke langit dan menuding sebuah bintang besar. "Kek, lihat! Allah juga mengirimkan Putra-Nya, ya?"
Pemberian Allah yang terbesar telah direncanakan dengan sempurna. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Allah sudah membuat sebuah rancangan luar biasa agar manusia dilepaskan dari hukuman atas dosanya itu (Kejadian 3:15). Dan, tidak ada pemberian lain yang cukup untuk menebus manusia-manusia itu, kecuali Sang Putra sendiri. Inilah inisiatif Allah. "Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (I Yohanes 4:10).
Natal mengusung sebuah pengingat bahwa Allah sungguh-sungguh mewujudkan rancangan besar-Nya, dengan menghadirkan bayi Yesus ke dunia. Tak ada omong besar. Yang ada hanya inisiatif kasih kepada kita, manusia. Dia memberikan milik-Nya yang terbesar. Maka, jika begitu besar kasih Allah kepada kita, apakah respon kita? "Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah juga kita saling mengasihi" (I Yohanes 4:11). Pertanyaannya sekarang, adakah kita sungguh-sungguh berdamai dengan semua orang? Jawaban untuk hal ini hanya kita dan Tuhan lah yang tahu – AW

Kelahiran Kristus berawal dari ide pendamaian; maka masih layakkah kita tak berdamai dengan saudara dan orang-orang sekitar kita?

Sumber :www.jawaban.com

Jumat, 29 November 2013

Renungan Harian Online : Karya Tuhan


Baca : Yesaya 52:1-12

Pernahkah kita mengalami satu kejadian tertentu yang berakibat banyak? Seperti pepatah mengatakan, sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui. 
Sekali lagi umat Israel diminta “terjagalah.” Yesaya ingin membukakan mata hati mereka yang ada di pembuangan, bahwa Tuhan pasti memenuhi janji-Nya, yaitu menyelamatkan mereka. Bukan hanya menyelamatkan mereka, melalui mereka Tuhan menyelamatkan seluruh isi dunia. Bagaimana caranya?
Umat Israel harus bangun untuk bersiap menerima keselamatan dari Tuhan. Mereka akan dikuduskan dan siap untuk dibebaskan (1-2). Mereka akan ditebus Tuhan tanpa pembayaran (3). Walaupun mereka telah dibuang ke negara asing, menjadi budak, dan Allah Israel dihujat, tetapi umat Israel akan mengenal Tuhan yang memanggil mereka (4-6). Tuhan sendiri siap untuk membawa mereka keluar dari tanah pembuangan dan kembali ke tanah perjanjian (11-12). Mereka tidak perlu takut karena Tuhan sendiri yang membimbing dan melindungi keluarnya mereka.
Umat Tuhan juga dipersiapkan untuk mengemban tanggungjawab menjadi pembawa berita baik bagi semua bangsa. Mereka akan diberkati (7) dan mereka akan didukung oleh banyak orang yang kemungkinan besar orang-orang yang tidak mengenal Allah Israel (8). Mereka telah melihat betapa kuat dan perkasa Tuhan yang telah kembali bertakhta di Sion (10), telah mengembalikan reruntuhan Yerusalem, memberikan penghiburan, dan menebus mereka (8b-9).
Di dalam Kristus Tuhan telah memanggil kita, orang berdosa, dari kehidupan yang tidak mengenal Tuhan kepada kehidupan baru. Saat kita masih berdosa, Tuhan telah mati di salib untuk kita (Rm. 5:8). Dia telah menebus kita dan memanggil kita untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Paulus di Roma 10:15 (Yes. 52:7) menegaskan betapa penting tugas kita sebagai pembawa kabar berita keselamatan bagi dunia, yaitu sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8). Apakah kita sudah setia membagikan kabar baik bagi semua bangsa?

Sumber :  www.su-indonesia.org  

Minggu, 17 November 2013

Renungan Harian Online : Taat Sepenuhnya



Kejadian 6:22
Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

Dibutuhkan waktu 120 tahun bagi Nuh untuk membangun bahtera yang Tuhan perintahkan. Saya membayangkan bahwa dia menghadapi hari-hari yang mengecilkan hati. Tak ada tanda-tanda hujan tahun demi tahun, ia menghadapi berbagai cemoohan kasar sebagai "orang gila yang mengira Tuhan berbicara kepadanya." Tidak hanya itu, ia harus melakukan setiap instruksi Tuhan dengan detil untuk menyiapkan logistik penyelamatan populasi hewan. Yang hebat, dituliskan bahwa Nuh "melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya."
Nuh taat sepenuhnya, ia melakukannya dengan tepat seperti yang Tuhan perintahkan. Tidak mengherankan bahwa Nuh berkenan di hati Tuhan. Ia sama sekali tidak menunjukkan keengganan atau keraguan terhadap pernyataan Tuhan. Jika Anda menjadi Nuh saat itu, apakah akan memilih sikap yang sama?
Seringkali kita diliputi keraguan akan kehendak Tuhan, kita menunda dengan alasan yang sangat rohani seperti akan mendoakannya dulu. Namun tahukah Anda bahwa ketaatan yang tertunda sama dengan ketidaktaatan. Pengertian dapat menunggu, tetapi ketaatan tidak. Bayangkan jika Nuh menunda, ia mungkin tidak akan menyelesaikan bahtera itu tepat waktu. Ia dan seluruh keluarganya tidak akan selamat dari air bah itu juga. 
Ketaatan langsung akan mengajarkan kita lebih banyak tentang Tuhan daripada diskusi Alkitab seumur hidup. Bahkan kita tidak akan mengerti beberapa perintah Tuhan kecuali kita mentaatinya terlebih dahulu. Ketaatan membuka pengertian. Seringkali kita menawarkan ketaatan sebagian kepada Tuhan. Kita hanya mentaati perintah yang kita sukai, sedangkan yang tidak masuk akal, sulit dan harus bayar harga kita menolaknya. Hari ini, mari kita belajar ketaatan penuh seperti Nuh. 
Kita tidak bisa mentaati Tuhan sebagian atau bahkan menunda ketaatan, karena hal itu sama saja dengan ketidak taatan.

Sumber : www.jawaban.com

Rabu, 06 November 2013

Renungan Harian Online : Melayani Tuhan VS Melayani Diri Sendiri


YUNUS 4 : 1 - 11
1. Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. 2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." 4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" 5. Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. 6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. 8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." 9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani diri sendiri sangatlah tipis. Kita bisa saja memakai alasan melayani Tuhan, tetapi sebenarnya kita tengah melayani kepentingan dan kepuasan diri sendiri.
Salah satu cara untuk menguji hal tersebut adalah dengan melihat respons yang kita berikan tatkala pelayanan kita tidak dihargai oleh orang lain, atau tatkala pendapat dan keinginan kita dalam pelayanan tidak diterima. Apabila respons kita adalah marah,bahkan sampai mengundurkan diri dari pelayanan, itu berarti kita tidak sedang melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri.
Salah seorang tokoh Alkitab yang pernah bersikap demikian adalah Yunus. Yunus marah tatkala melihat bahwa apa yang Tuhan lakukan ternyata tidak sesuai dengan keinginan dirinya (ayat 1). Yunus kecewa tatkala Tuhan mau mengampuni Niniwe, musuh besar bangsa Israel ketika itu. Akan tetapi, Tuhan tidak membiarkan Yunus terus menerus larut dalam kemarahannya. Tuhan menghibur dan mengubah sikap hati Yunus melalui tumbuh dan matinya sebuah pohon jarak.
Tuhan mengajarkan bahwa yang seharusnya Yunus layani adalah keinginan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Niniwe. Bukan keinginan hati Yunus yang menghendaki agar bangsa itu dihukum saja. Sikap hati yang lebih mementingkan keinginan Tuhanlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap hamba-Nya.
Salah satu kesalahan yang kerap dihadapi para pelayan Tuhan adalah tatkala ia tidak lagi bisa membedakan mana keinginan Tuhan dan mana keinginan diri sendiri.
Sementara ini siapa yang kita layani ? TUHAN atau diri kita sendiri ?
MELAYANI BERARTI MENGERJAKAN URUSAN TUHAN BUKAN URUSAN KITA

Kamis, 31 Oktober 2013

Renungan Harian Online : Jauhi Hawa Nafsu Diwaktu Muda

Mazmur 119:9
"Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih?  Dengan menjaganya sesuai dengan firman-mu."


Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang muda Kristen yang berkualias dan memiliki kehidupan yang berbeda dari anak-anak muda di luar Tuhan, yang meski masih muda tetapi memiliki integritas dan tidak berkompromi dengan dosa.
Berani berkata tidak dan menolak setiap ajakan maupun kebiasaan hidup yang tidak berkenan kepada Tuhan meski hal itu mengandung resiko: ditinggalkan dan dikucilkan teman. 
Yang Tuhan mau adalah kita menjauhi nafsu orang muda, karena segala keinginan untuk memenuhi hawa nafsu hanyalah akan membawa kita kepada kebinasaan. Karena itu kita harus memiliki kekariban dengan Tuhan supaya kita beroleh kekuatan untuk dapat menolak setiap hawa nafsu yang ada.
Rasul Paulus berpesan, "Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12).
Masa muda adalah masa emas bagi kita untuk memaksimalkan potensi yang ada dan memacu kita untuk do our best dalam segala hal, baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, ketekunan dan juga kesucian.

Sumber : www.jawaban.com

Senin, 28 Oktober 2013

Renungan harian Online : Apa Kata Alkitab Tentang Kencan?

Coba ketik kata “kencan” atau “pacaran” dalam alat pencarian Alkitab, apakah ada yang muncul? Tidak ada. Ketika saya masih lajang , saya berharap ada sebuah kitab dari Alkitab yang membahas topik ini, atau setidaknya sebuah pasal. Meskipun Alkitab dipenuhi dengan kebenaran mendasar untuk kehidupan, masih ada beberapa topik yang tidak tersentuh ketika datang untuk mencari perspektif alkitabiah.
Bahkan saya harus tertawa sendiri setiap kali ada orang yang meminta saya untuk memberikan perspektif Alkitab tentang kencan. Tidak hanya tidak disebutkan mengenai topik tersebut, tetapi konsep kencan bahkan tidak ada pada zaman Alkitab . Bahkan saat ini di budaya Timur Tengah, kencan adalah sebuah konsep yang relatif baru.
*courtesy of PelitaHidup.com
Konsep modern dari “kencan” tampak jauh berbeda 2.000 tahun yang lalu . Proses bertemu pasangan memiliki sangat sedikit hubungannya dengan kecocokan dan kepribadian, dan semuanya harus dilakukan melalui garis keturunan keluarga dan status ekonomi. Mencari jodoh pada jaman Alkitab lebih banyak seperti sistem barter daripada makan malam dan nonton film. Jika kita benar-benar ingin “kencan Alkitabiah” (seperti jaman dahulu), maka pertemuan malam minggu di Starbucks mungkin akan perlu menyertakan seluruh keluarga besar, mas kawin, beberapa ratus keledai, kambing, dan domba. Aku tidak tahu tentang Anda, tapi terdengar cukup aneh untuk kencan pertama.
Meskipun Alkitab tidak berbicara langsung tentang kencan, tetapi Alkitab cukup banyak menyinggung mengenai hubungan, interaksi rohani, dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan bagaimana Anda dapat berkencan saat ini.
1 Korintus 10:31 mengingatkan kita bahwa apapun yang kita lakukan, dapat digunakan sebagai sarana untuk memuliakan Allah. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa hidup bukan hanya tentang “melakukan” dan “larangan”, masih banyak lagi tentang melakukan apa yang menguntungkan, sehat dan benar ( 1 Korintus 10:23 ).

Jadi apa artinya ketika dikaitkan dengan kencan? Bagaimana kencan dapat dilakukan dengan cara yang sehat dan benar?
1 . Menjadi orang yang sehat : Cara terbaik untuk memiliki hubungan kencan yang sehat adalah menjadi orang yang sehat. Firman Tuhan mengingatkan kita tentang perlunya bagi kita untuk membuang dosa-dosa lama dan kebiasaan buruk. Tinggalkan semuanya itu dan jadi baru setiap hari (Efesus 4:22-24).
Menjadi lebih seperti Kristus membuat kita berinteraksi dengan orang lain dengan mencerminkan kasih, penyembuhan, dan keutuhan. Ini adalah langkah ke arah yang benar ketika kita ingin menjalankan kencan dengan baik.
*courtesy of PelitaHidup.com
2 . Berkencan dengan orang yang sehat : Firman Allah mengingatkan kita tentang pentingnya berhubungan dengan orang-orang yang sejalan dengan kehidupan rohani kita (2 Korintus 6:14 , 1 Korintus 15:33) .
Suatu hal yang nyata tentang hubungan adalah semakin sehat seseorang secara emosional dan spiritual, semakin sehat hubungan yang akan dibinanya. Terapkan kebenaran ini untuk kencan dengan orang yang memiliki tingkat yang sama seperti Anda baik secara rohani dan emosional .
3.Kencan sebagai kesempatan untuk mendukung orang lain : Tidak peduli di mana kita berada atau dengan siapa kita ada, lebih dari segalanya kita dipanggil untuk mencerminkan kasih Allah, mendorong dan membangkitkan semangat orang-orang di sekitar kita (1 Tesalonika 5:11).
Sangat penting untuk diingat bahwa kencan bukan merupakan sarana untuk membawa orang lain mengenal Yesus. Tetapi tetap masih ada kesempatan untuk mendukung, mendorong dan mengangkat mereka dalam setiap hubungan yang kita bina.
Interaksi yang sehat dalam membina hubungan dengan orang lain tentunya akan menghindari kita dari penyesalan, apapun hasilnya dalam jangka panjang.
*courtesy of PelitaHidup.com
4 . Menjaga batas-batas fisik : Seluruh isi Alkitab mengingatkan kita tentang makna hubungan fisik dalam konteks komitmen pernikahan (Ibrani 13:4 , Kidung Agung 8:4). Kencan juga berarti bahwa kita menghormati dan menghargai bagian dari pernikahan di masa depan kita dengan menetapkan batas-batas fisik dan batas-batas ketika berinteraksi dengan lawan jenis .
5 . Bawa kepada Tuhan : Sangat mudah jika kita menyertakan Tuhan dalam kehidupan rohani kita, tapi mengapa kita tidak menyertakan Dia dalam hubungan kita juga? Firman Tuhan selalu menghimbau kita untuk membawa segala kebutuhan kita, keprihatinan , dan keinginan kita kepada-Nya (Matius 7:7) . Dia peduli pada hal-hal yang menjadi perhatian kita, dan Dia rindu untuk berhubungan dengan kita dengan cara yang penuh arti . Hubungan kita dapat menjadi instrumen yang membawa kita lebih dekat dengan Allah, karena kita mencari-Nya kebijaksanaan , bimbingan, dan penegasan sepanjang jalan hidup kita (Mazmur 34:10).
Jadi di mana pun kita berada dalam dunia kencan, ingatlah bahwa tidak ada hal seperti “Kencan Kristen”, yang ada hanya orang Kristen yang ingin atau sedang kencan. Sudah waktunya untuk melepaskan tekanan untuk mencoba kencan secara “alkitabiah” dan sebagai gantinya melihat keseluruhan interaksi kita dengan orang lain sebagai kesempatan untuk berhubungan dengan Tuhan, untuk menjadi yang terbaik , dan mencerminkan Dia kepada orang-orang Dia bawa ke dalam kehidupan kita .
Sumber: crosswalk.com (by Debra K. Fileta)

Rabu, 23 Oktober 2013

Renungan Harian Online : Berhutang atau Menghutangi?

Amsal 22:7
 "Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi."



Hutang dapat membuat kita gelisah dan berharap dapat melunasinya sesegera mungkin namun tak bisa karena kebutuhan kita yang banyak. Ada beberapa hutang yang kita kenal, setidaknya yang paling umum adalah hutang uang dan hutang budi. Hutang-hutang ini "menuntut" balas jasa dari kita.
Ketika kita berhutang, itu artinya kita telah menjadi budak dari yang menghutangi. Sebagai seorang budak, maka kadang ada hak-hak kita yang diambil. Entah itu harta benda, kekerasan yang kita alami, kegelisahan dan tidur tak nyenyak karena berhutang. Semuanya membuat kita menjadi budaknya.
Namun, saat membaca ayat ini, saya menemukan bahwa hal itu tidak melulu soal uang. Kaya dan miskin di sini bukan hanya tentang uang semata. Berhutang dan menghutangi bukan soal uang atau budi semata. Bisa jadi kita hal itu dikarenakan kita kaya akan maaf, kaya akan pertolongan untuk orang lain, kaya akan pengetahuan dan membagikannya kepada orang, kaya akan hal lainnya.
Karena itu, perlu bagi kita untuk menjadi kaya dan bukan miskin, menjadi orang yang menghutangi dan bukan yang berhutang? Lantas, bagaimana membalik dari seorang yang berhutang menjadi orang yang menghutangi? Kuncinya hanya satu, yaitu punyai SIFAT MEMBERI.
Sifat memberi membuat kita mampu berkata cukup sehingga bisa membagikannya kepada orang lain. Sifat memberi membuat kita mampu menyisihkan sedikit dari yang ada pada kita untuk kepentingan orang lain. Sifat memberi bahkan membuat orang dapat bersyukur dalam setiap keadaan. Rasa syukur yang ada di dalam diri kita membuat pemberian kita mengalir menjadi berkat dan dari situlah kita menjadi kaya dalam segala hal.

Untuk menjadi kaya, kita harus punya rasa cukup, mensyukuri, dan rasa memberi di dalam diri kita.

Sumber : www.jawaban.com

Rabu, 16 Oktober 2013

Renungan Harian Online : Terpenjara Oleh Rasa Kuatir

1 Petrus 5:7
 "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."
  


Siapa yang dapat menambah umurnya menjadi panjang saat dia kuatir? Atau siapakah yang dapat memperbanyak hartanya ketika dia kuatir? Siapa pula yang dapat merasakan sukacita besar saat dia sedang kuatir. Semua kekuatiran yang kita rasakan tak ada manfaatnya.
Kita tidak dapat tidur dengan nyenyak, tidak dapat bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak dapat berpikir dengan jernih, tidak dapat melihat dengan mata yang terang karena hati dan pikiran kita dipenuhi oleh kekuatiran.
Para ahli mengatakan kekuatiran yang kita rasakan 80% di antaranya tidak pernah terjadi. Meskipun kita tahu hal ini, kita masih merasa kuatir. Kita tahu bahwa kuatir tidak ada manfaatnya, namun hati dan pikiran tidak mau kompromi. Kekuatiran itu tetap menyusup dalam kita dan membuat kita sengsara.
Lupakah kita bahwa hidup yang kita punya ini bukanlah hidup kita lagi? Lupakah kita akan janji penyertaan Tuhan di dalam hidup kita? Lupakah kita bahwa Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan buat kita? Atau apakah kita tidak ingat bagaimana Tuhan bekerja di saat-saat sengsara kita?
Mengucap syukurlah ketika masalah datang dan membuat kita kuatir. Tapi jangan serahkan hati dan pikiran kita pada kuatir itu. Serahkanlah ke dalam tangan Tuhan, si Pemberi Jawaban dan Jalan Keluar. Dialah yang harus kita tuju. Arahkanlah hati dan pikiran kepada-Nya dan lihatlah bagaimana Dia memelihara kita.
  
Serahkanlah kekuatiranmu ke dalam tangan Tuhan, si Pemberi Jawaban dan Jalan Keluar. Dialah yang harus kita tuju. Arahkanlah hati dan pikiran kepada-Nya dan lihatlah bagaimana Dia memelihara kita.

Sumber : jawaban.com by lois horiyanti

Sabtu, 12 Oktober 2013

Renungan Harian Online : Gaya Hidup Bersyukur

Mazmur 50:23, “Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, Ia memuliakan Aku;…


Di suatu siang yang cukup panas, tiba-tiba tercium bau hangus kebakaran. Rupanya bau itu bersumber dari mesin sebuah mobil keluarga jemaat yang tinggal di sebelah Gereja. Dengan sigap beberapa pengerja langsung berlari ke rumah itu untuk menolong memadamkan api yang mungkin mengakibatkan ledakan besar.
Tentu peristiwa ini cukup menyesakkan hati mereka, apalagi mobil tersebut masih terbilang baru. Tetapi keesokan harinya, kami keluarga pastori mendapat undangan ibadah ucapan syukur di sebuah restoran dari keluarga tersebut. Bagi orang dunia, tentu hal ini tidak masuk akal. 


Sebagai manusia normal, sangat mudah bagi kita untuk menjadi kecewa ketika keadaan seolah berjalan bertentangan dengan keinginan kita. Kita ingin hidup ini berjalan lancar tanpa hambatan. Tetapi Tuhan justru memakai hambatan-hambatan itu untuk memurnikan kita. Tuhan melatih kita supaya kita memakai keadaan-keadaan itu sebagai “stepping stone” (batu loncatan), bukan memandangnya sebagai “stumbling blocks” (batu yang runtuh menimpa kita).  



Kegagalan, kekecewaan, kerugian, sakit penyakit, kehilangan orang yang kita kasihi – merupakan daftar panjang yang tidak ada akhirnya. Tapi… masih LEBIH BESAR kasih karunia, kemurahan dan kuasa Allah yang IA nyatakan bagi kita saat kita bergumul menghadapi semua kesulitan itu.



Bawalah syukur sebagai korban yang memuliakan Tuhan. Nikmatilah kenyataan bahwa TUHAN ITU CUKUP BAGI KITA. Dalam segala keadaan, biarlah mengucap syukur menjadi gaya hidup kita. 


Doa: Bapa, walau saat ini aku tidak mengerti rencanaMu, tetapi aku akan tetap bersyukur karena kutahu Engkau sedang mengerjakan kebaikan bagiku dan kemuliaan bagi namaMu. Amin.

Sumber : www.gpdi-ketapang.com

Rabu, 02 Oktober 2013

Renungan Harian Online : Faedah Mendapatkan Hikmat

Amsal 2:4-5


 "Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah.







Setiap orang menginginkan kehidupan yang baik dan makin baik ke depannya. Mungkin dengan mengejar harta, mengejar kebahagiaan dengan berusaha mendapatkan pasangan, mengejar kedudukan agar dipandang orang sekitar, mengejar sukacita yang bersifat sementara saja.

Ketika semuanya sudah dicapai, biasanya orang merasa puas terhadap hasilnya namun bersifat sementara juga. Setelah itu, mereka kebingungan mengapa mereka tetap merasakan kekosongan. Ada juga yang terus mengejar apa yang menurut mereka penting tapi pada akhirnya tidak mendapatkannya.

Sadarkah kita bahwa kita punya buku panduan yang luar biasa yang bernama Alkitab? Alkitab katakan, biarlah kita mengejar hikmat dari Tuhan karena faedahnya banyak. Kejarlah hikmat tersebut seperti kita mengejar harta, maka hikmat itu akan membuat kita mengenal akan Allah.

Pengenalan kita akan Allah membuat hidup kita terasa sempurna. Lihat saja ayat selanjutnya dalamAmsal 2:6-12. Kita mendapatkan pertolongan, kita punya perisai, jalan-jalan kita dijaga, mengerti akan kebenaran, keadilan dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik. Jiwa kita pun akan disenangkan dan kita dilepaskan dari jalan yang jahat.

Jika semua yang baik dalam hidup dapat terjadi saat kita mengejar hikmat, maka bukankah hikmat memang pantas dikejar lebih dari segala sesuatu, lebih daripada emas dan perak? Lebih daripada permata?

Siapa si empunya hikmat? Tuhan. Sehingga yang harus kita kejar adalah si pemilik hikmat tersebut, yaitu Tuhan. Kejarlah Dia dan Dia akan melimpahkan hikmat-Nya kepada kita dan yakinlah hidup kita akan diberkati-Nya secara luar biasa dan bahkan kita menjadi berkat buat orang lain.





Kejarlah hikmat lebih daripada mengejar emas ataupun permata maka hikmat akan berbalik memberikan kita semua kebaikan yang bisa terjadi di dalam hidup.

Sumber : www.jawaban.com

Jumat, 20 September 2013

Renungan Harian Online : Ketika Raksasa Datang

Filipi 4:13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.


Beberapa minggu yang lalu, Saya berhadapan dengan seorang raksasa, rasa takut yang luar biasa. Ada tekanan yang begitu kuat dalam diri Saya sehingga mendorong Saya untuk mengambil keputusan yang sulit. Tetapi Saya bersyukur, di akhir pertandingan, Saya bisa mengalahkan raksasa itu walaupun tidak mudah.
Masing-masing kita, tanpa terkecuali pasti memiliki raksasa dalam hidup. Hal itu bisa berupa: tekanan, godaan, halangan, dan tantangan.  Atau untuk contoh konkretnya, raksasa itu adalah dosa pribadi, atau rasa candu atas sesuatu. 1 Korintus 10:13 menjamin kita bahwa, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."
Ketahuilah bahwa setiap raksasa dapat dikalahkan. Tidak ada kekuatan yang tidak Anda butuhkan, tidak ada rasa candu lagi yang mengendalikan hidup Anda, tidak ada gaya hidup yang tidak dapat Anda lepaskan, tidak ada raksasa yang berkuasa atas Anda lagi. Anda memiliki segala yang Anda perlukan dalam hubungan Anda bersama Kristus.


Dengan kekuatan Tuhan, Daud mengalahkan raksasanya. Anda pun juga dapat melakukannya

Sumber : jawaban.com/Eva

Minggu, 15 September 2013

Renungan Harian Online : Lakukan yang terbaik, Tuhan akan mengerjakan bagianNya

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Matius 7:7-8

Tuhan mengharapkan agar kita dapat melakukan semua yang bisa kita kerjakan dan Dia akan melakukan hal yang tidak bisa kita kerjakan. Ketika Yesus pergi untuk membangkitkan Lazarus dari kematian, Dia berkata kepada orang banyak, “Angkat batu itu” (Yohanes 11:39).
*courtesy of PelitaHidup.com
Dia bisa saja menggulingkan batu itu dengan kuasaNya, atau Dia bisa saja membuat Lazarus berjalah menembus batu itu. Lalu mengapa harus mereka yang mengangkat batu tersebut? Mengangkat batu dan memindahkannya dari pintu kuburan merupakan hal yang dapat mereka kerjakan pada saat itu. Mereka tidak dapat membangkitkan Lazarus dari kematian, tetapi mereka dapat memindahkan batu itu.
Yesus berkata bahwa kita harus meminta, mencari dan mengetuk.

Jika kita melakukan hal yang terbaik dan mematuhiNya, Tuhan akan melakukan segalanya bagi kita. Dia akan membuat hal-hal yang luar biasa yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.Tetapi kalau kita tidak mencari, maka kita tidak akan menemukan. Mungkin sembilan dari sepuluh pintu yang kita coba terkunci semuanya. Kita hanya perlu mencari satu pintu yang terbuka. Untuk itu kita harus melakukan yang dapat kita kerjakan. Kita tidak dapat hanya duduk dan berkata, “Tuhan, bukakan jalan bagiku!” Tuhan berharap agar kita tidak sekedar berdoa saja, tetapi juga untuk keluar, mengerjakan sesuatu dan mencari terus.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan, tolonglah kami untuk mengingat pesan penting ini tentang melakukan hal yang dapat kami kerjakan, lalu mempercayai Engkau untuk melakukan bagianMu. Tolong kami untuk mempunyai iman yang teguh di dalam Engkau, sekaligus juga memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal yang dapat kami kerjakan dan terus berjalan maju.
Sumber : www. pelitahidup.com











Sabtu, 07 September 2013

Renungan Harian Online : Hati yang Remuk

Mazmur 51:19
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Mata Tuhan tertuju kepada seseorang yang datang kepada-Nya dengan pertobatan dan hati yang remuk. Dia tidak mencari persembahan dari kita, Ia tidak butuh emas, perak dan harta kita. Ia menginginkan hati kita tertuju pada-Nya. Seperti apakah hati yang patah dan remuk itu?
1. Hati yang remuk datang dengan pertobatan. Sama seperti Daud yang datang mengakui semua dosanya di hadapan Tuhan, demikianlah hati yang patah dan remuk. Ia transparan di hadapan Tuhan, tidak ada sesuatupun yang ditutupi, tidak ada penipuan, tidak ada tipu mulihat, tidak ada kepahitan dan kemarahan.
2. Hati yang remuk tidak menuntut. Orang ini tidak menyimpan dendam dan tidak menuntut siapapun. Hati yang remuk mau bertanggung jawab atas perbuatannya, ia tidak menyalahkan orang lain, bahkan ia tidak pernah menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi. 
3. Hati yang remuk datang tanpa harapan tertentu, mereka tulus datang pada Tuhan untuk mencari wajah-Nya. Ia tidak membuat syarat tertentu untuk Tuhan, tidak ada kata, "tetapi.. jika.. maka.." Orang yang hatinya remuk akan berserah kepada Tuhan. 
Tuhan ingin kita datang kepadanya dengan membawa hati yang patah dan remuk, datang dengan kerendahan hati, datang dengan kerinduan, rasa haus dan lapar akan diri-Nya. Itulah yang menggerakkan Tuhan turun dari tahta-Nya dan menjamah hidup kita. Itulah saatnya Kerajaan Sorga menjadi nyata di bumi ini, dan mukjizat terjadi. Bukankah kita ingin mengalami hal ini setiap hari?

Manusia mengira dapat menarik perhatian Tuhan dengan semua kemilau dunia ini, namun Tuhan mencari hal sederhana yaitu hati yang remuk dan hancur di hadapan-Nya. 
Sumber : Jawaban.com | Puji astuti

Jumat, 30 Agustus 2013

Renungan Harian Online : Hidup Oleh Roh

namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melain kan Kristus yang hidup di dalam aku.- Galatia 2:20

Apakah yang dimaksudkan oleh Paulus ketika ia mengatakan bahwa “bukan lagi aku yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku?” Beberapa ajaran agama tertentu mengajarkan meditasi untuk mengosongkan pikiran dan diri orang sendiri untuk mendapatkan pencerahan rohani. Dengan cara seperti itu mereka berusaha mematikan keinginan diri sendiri dan membiarkan Tuhan mengisi tubuh jasmani mereka. Ada juga aliran tertentu yang membenci tubuh jasmani dan menyakiti tubuh mereka sendiri supaya tabiat dosa mereka mati dan kekudusan mereka muncul. Mati secara daging yang sesungguhnya sebenarnya tentu saja bukan hanya sekedar menahan keinginan daging kita dalam waktu tertentu. Mati secara daging yang sesungguhnya adalah ketika kita dengan sadar dan pertimbangan yang masak telah memutuskan untuk lebih mentaati Firman Tuhan daripada kehendak dan keinginan diri kita sendiri.
Saat kita melatih diri untuk terus menerus taat kepada Firman-Nya, Tuhan akan menuntun kita masuk ke dalam jenis ketaatan yang teus menerus meningkat setiap harinya. Dalam tahap awal mungkin tantangan hidup kita adalah memilih melakukan perintah Tuhan atau dosa yang ditawarkan dunia. Namun dalam tahap-tahap berikutnya kita akan semakin dibawa oleh Tuhan untuk semakin mengosongkan ruang ego dalam hati kita untuk diserahkan secara total kepada-Nya.
Hal yang sama saya alami ketika suatu hari di tengah pergumulan pilihan hidup saya, melalui sebuah buku, Tuhan menantang saya untuk belajar berserah total kepada-Nya. Bila dulu saya yang membuat daftar keinginan dan rencana bagi hidup saya untuk ditandatangani oleh Tuhan, kini Ia menantang saya untuk berbuat sebaliknya. Beranikah saya menyerahkan selembar kertas kosong dengan tanda tangan saya di bawahnya dan membiarkan Tuhan yang mengisinya. Setujukah saya melakukan apapun yang Tuhan inginkan untuk saya lakukan dan menyerahkan seluruh masa depan saya secara total dalam tangan-Nya. Maukah saya menjadi apapun atau siapapun yang Tuhan kehendaki untuk saya jalani. Sejenak saya merasa takut dan hanya bisa menangis. Namun dari situlah saya akhirnya bisa mengerti seperti apakah mati secara daging yang sesungguhnya dan berserah total kepada-Nya. Bagaimana dengan Anda? Beranikah Anda membatalkan rencana Anda semula untuk melakukan rencana Tuhan bagi Anda sekarang ini?

Mulai sekarang belajarlah bertanya dulu kepada Tuhan apa yang Ia ingin untuk kita lakukan. Catatlah daftar tugas itu dalam agenda Anda dan lakukanlah.

Sumber :  Renungan Harian Spirit

Senin, 26 Agustus 2013

Renungan Harian Online : Apakah Saya Akan Hidup?


Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita
.

Seorang pendeta menceritakan tentang pengalamannya di Perang Dunia II. Di sebuah pertempuran berdarah, seorang pemuda terluka parah dan hidupnya sudah di ujung tanduk. Dengan mata yang menyiratkan ketakutan, pmuda itu menatap sang pendeta dan bertanya, "Pak, apakah saya akan hidup?"
Si pendeta tahu bahwa dengan luka tersebut pemuda itu tidak mungkin selamat, tapi ia tidak tahu harus berkata apa. Jadi dia berkata kepada tentara muda itu, "Nak, apakah kamu percaya kepada Yesus Kristus?"
Pemuda itu menjawab, "Ya, pak. Hari terbesar dalam hidupku adalah saat saya menjadi seorang Kristen."
Pendeta itu memandang pemuda itu dan berkata, "Kalau begitu, kamu akan hidup nak.."
Sama seperti pemuda itu, setiap kita suatu saat akan menghadapi kematian. Namun saat kita menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka kematian bukanlah lagi sesuatu yang menakutkan karena kita menuju kehidupan yang kekal yang penuh kemuliaan. Sebaliknya, tanpa Yesus maka setelah kematian yang menanti adalah siksaan kekal. 
Jika Anda sudah selamat, tentu itu adalah sebuah sukacita besar untuk kembali ke rumah Bapa. Namun apakah hari ini, keluargamu, teman, sahabat dan tetanggamu sudah mendengarkan kabar baik ini? Ya, mereka membutuhkan Yesus, bagian kita adalah memberitakan kabar baik ini kepada mereka. 

Kita tidak pernah tahu kapan akhir hidup seseorang, beritakanlah Injil Kristus setiap ada kesempatan, sebab mungkin saja hari itu kehidupan seseorang diselamatkan. 

Sumber : www.jawaban.com

Senin, 19 Agustus 2013

Tips : Merubah Hobi Menjadi Bisnis Menguntungkan!

Menikmati hobi setelah beraktivitas memang menjadi waktu yang ditunggu-tunggu. Melukis pada akhir pekan atau melakukan hobi fotografi pada waktu senggang menjadi kegiatan yang dapat menghilangkan penat setelah bekerja.
Kadang terlintas di pikiran jikalau hobi Anda bisa menjadi pekerjaan sehari-hari, tentunya akan sangat menyenangkan.Namun sayang, tak semua orang beruntung mendapatkan kesempatan itu. Ada saja aral melintang untuk dapatkan pekerjaan yang sesuai dengan hobi atau passion.
Lantas, bukan berarti Anda harus menyerah! Di Kanada contohnya, banyak pensiunan yang mulai menjadikan hobi menjadi pekerjaan baru.
Menurut British Columbia Women’s Enterprise Centre (BCWEC), pada usia pensiun (di atas 45 tahun), banyak para perempuan yang kembali menekuni hobi, seperti menjahit atau membuat kue, lalu mulai menjadikannya bisnis kecil-kecilan. Malah, tidak jarang, banyak di antara mereka yang menjadikan hobi tersebut sebagai mata pencaharian.
Well, memang tidak ada kata terlambat untuk mencoba berbisnis. Apalagi, jika memiliki waktu senggang dan modal yang cukup.

Mari Mulai Berbisnis!
Nah, siapapun Anda, baik pensiunan hingga fresh graduate, sebelum memutuskan untuk memulai bisnis dari hobi, ada baiknya simak terlebih dahulu tips di bawah ini;
1.      Kenali pasar Anda
Sebelum memulai bisnis baru, ada baiknya Anda mencari tahu seperti apa target pasar bisnis yang akan dijalankan. Apakah pasar sasaran tersebut ada? Jika Anda tidak melakukannya, modal bisnis yang telah dikeluarkan bisa jadi akan sia-sia.
Karenanya, menurut Sandra Altner, CEO dari Women’s Enterprise Centre of Manitoba,  mulailah riset Anda dengan melakukan hal berikut:
  • Sekecil atau sebesar apapun bisnis Anda, membuat rencana bisnis sangatlah penting. Selain bisa mengenal pasar sasaran, Anda pun jadi  tahu siapakah yang menjadi kompetitor bisnis dan akhirnya dapat menentukan harga jual yang cocok serta bersaing.
  • Walaupun Anda sudah tahu skill mengolah hobi Anda, belum tentu Anda tahu tentang mengelola sebuah bisnis. Nah, jika Anda belum punya dasar mengelolanya, ada baiknya Anda mengikuti kursus singkat tentang bisnis atau berkonsultasi dengan pebisnis yang sudah sukses.

2.      Peka dan cermat melihat peluang!
Bersiaplah untuk bertemu dengan pasang surut dunia bisnis. Apa yang terjadi di sekeliling seperti harga BBM dan sembako yang naik atau turun, bisa memberikan efek terhadap bisnis yang sedang Anda jalankan. Karenanya, Anda harus sadar akan hal itu!
Apalagi, kondisi keuangan bisnis akan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal tersebut.
Brian Dougherty, seorang pensiunan yang memulai bisnis fotografi menyarankan para pebisnis untuk selalu membuat investasi kecil di luar bisnis yang menjadi fokus utama, sehingga bisa saling menopang kelancaran dari bisnis yang dijalankan.
3.      Jangan Terburu-buru!
Karena pada awalnya Andalah yang akan menjalankan bisnis, cermatilah perihal waktu. Jangan langsung paksakan diri untuk mencari keutungan sebanyak-banyaknya dengan mengambil order pekerjaan yang akan sangat menyita waktu pada saat bisnis Anda baru saja dimulai.
Altner menambahkan,  sebagai permulaan, pilihlah pekerjaan atau orderan yang ringan-ringan saja. Janganlah membuat bisnis baru sesibuk pekerjaan lama Anda. Apalagi masih banyak hal-hal yang harus Anda pelajari terlebih dahulu.
Bagaimana Bright Friends, apakah Anda berencana untuk memulai bisnis yang merupakan hobi? Atau malah sudah ada yang memulai? Jika Anda sudah memulai dan memiliki tips dan trik untuk berbisnis dari hobi, jangan sungkan untuk berbagi pada kolom komentar ya di bawah ya!
Sumber : brighterlife.co.id
SELAMAT DATANG. AYO BELAJAR FIRMAN TUHAN AGAR BERTUMBUH ROHANI KITA

SKALI2 BACA BAGIAN HUMOR AGAR MENYEGARKAN TUBUH KITA

WELCOME! ,PLEASE SHARE THIS BLOG TO YOUR FRIENDS

Cari Topik

Google

KATA-KATA BIJAK UNTUK YG INGIN SUSKES DI DUNIA KERJA

Iman tanpa perbuatan adalah mati


dari Bible

BELANJA ONLINE

Humor

PEMAKSAAN
Dikirimkan oleh Team i-Humor pada Sen, 11/29/1999 - 17:00.
Amin masuk ke sebuah restoran bersama anjing kecilnya. Pegawai restoran berkata, "Maaf Pak, tidak boleh membawa binatang ke sini." Amin menolak dan berkata, "Ini anjing bukan sembarang anjing lho ... dia ini istimewa .... Dia bisa bermain piano!"
"Oke! Kalau Anda bisa membuktikan kehebatannya, anjing Anda boleh tetap berada di dalam restoran ini dan dapat minum gratis!"
Amin membawa anjingnya duduk di kursi piano. Anjing kecil itu langsung beraksi memainkan lagu-lagu Mozart, Ragtime, dan lain-lain. Pegawai restoran dan pengunjung sangat menikmati permainannya.
Tiba-tiba seekor anjing besar masuk ke restoran itu dan menggigit leher anjing kecil itu sambil diseret ke luar dari restoran. Pegawai restoran yang bingung bertanya kepada Amin, "Apa yang terjadi?"
Dengan tenang Amin menjawab, "Ohhh, itu Ibunya. Dia ingin anaknya itu menjadi dokter gigi!"
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (1Petrus 5:2)
Sumber: Buffalosjokes