"Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam, seperti pada hari-hari, ketika Allah melindungi aku, ketika pelita-Nya bersinar di atas kepalaku, dan di bawah terang-Nya aku berjalan dalam gelap; seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku;" (Ayub 29:2-4)
Tinggal dalam hadirat Tuhan adalah bagian yang sangat penting di dalam hidup kita setiap hari. Di dalam hadirat Tuhan kita mengalami aliran hidup yang dari Tuhan menjadi kekuatan kita dalam melakukan kehendak-Nya. Kemenangan kita dalam menghadapi tantangan kita raih di dalam hadirat-Nya. Dan orang yang tinggal dalam hadirat Tuhan dengan benar akan menghasilkan buah Roh Kudus dari hidupnya. Ayub adalah contoh yang patut kita tiru sebagai orang yang diam dalam hadirat-Nya dan menghasilkan buah yang manis bagi orang yang ada di sekitarnya.
Ayub adalah seorang yang membangun keintiman dengan Tuhan. Dia tinggal dalam hadirat Tuhan. Kehadiran Allah dan terang-Nya yang menaungi hidup Ayub sangat nyata. Sebelum Ayub mengalami penderitaan akibat serangan iblis, dia hidup dalam keintiman dengan Allah. Ayub ada di bawah naungan hadirat Tuhan, dalam terang dan hikmat-Nya, hidup dengan mengenakan pikiran yang selaras dengan pikiran Allah. Hidupnya dibangun dan dirawat dalam pola yang sedemikian mengingini Tuhan dan mengalami pengalaman nyata bersama Tuhan.
Pada masa-masa itu naungan hadirat Allah atas Ayub sangat dirasakan orang lain. Kehidupannya adalah seperti pohon yang akarnya tembus sampai dalam, yang mencapai air kehidupan yang melimpah. Rantingnya dinaungi embun surgawi yang menghadirkan kesejukan dan kesuburan, sehingga buahnya lebat.
"Akarku mencapai air, dan embun bermalam di atas ranting-rantingku. Kemuliaanku selalu baru padaku, dan busurku kuat kembali di tanganku." (Ayub 29:19-20)
Sumber : www.jawaban.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar