Kejadian 18:1-2
“Kemudian
Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon terbantin di Mamre,
sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. Ketika ia
mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah
dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka,
lalu sujudlah ia sampai ke tanah,”
Siang
itu, teriknya ampun-ampunan. Maklum, karena berada di padang gurun,
tentu panasnya melebihi panas yang biasanya kita rasakan di kota-kota.
Saat itu, Abraham sedang duduk di pintu kemahnya. Kemudian Tuhan
menampakkan diri. Ketika Abraham mengangkat mukanya, dia melihat tiga
orang berdiri di depannya. Anehnya, begitu melihat mereka, Abraham
segera berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu bersujud
sampai ke tanah.
Mengapa
Abraham repot-repot berlari dari tempat dia berteduh, memanggil ketiga
orang yang lewat itu hanya untuk kemudian memberikan pelayanan kepada
mereka? Karena Abraham tahu, ketiga orang itu adalah suruhan Tuhan, dan
dia tahu bahwa ada sesuatu yang ingin Tuhan lakukan dalam hidupnya. Dan
benar, Tuhan menjanjikan akan memberikan anak setahun kemudian, anak
yang telah dijanjikan Tuhan selama ini akan segera digenapi.
Repot
untuk Tuhan bukan saja dapat membawa banyak berkat, tapi kita sendiri
dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Abraham mau-mau saja repot untuk
Tuhan, dia pindah dari negara kelahirannya dan pergi ke tempat yang
asing ketika disuruh, dia mau saja mengorbankan anaknya yang tunggal,
dia mau melakukan apa saja yang Tuhan bilang. Dampaknya?
Tuhan
memberkati dia sebagai bapa segala bangsa, keturunannya akan seperti
pasir di pantai dan seperti bintang di langit yang tak terhitung
banyaknya. Berkat dari Tuhan yang disediakan buat Abraham begitu
melimpah, setiap kemanapun dia pergi, kekayaannya bertambah banyak, dia
disegani. Bahkan karena Abraham juga, Tuhan akhirnya membuka kandungan
para wanita di Tanah Negeb. Permintaan Abraham untuk Sodom Gomora
didengarkan Tuhan, karena Abraham jugalah Lot diselamatkan. Tuhan bahkan
pernah berpikir “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang
hendak Kulakukan ini?” (Kej 18:17). Bisa dibayangkan, bahkan kepada
Abraham, Tuhan tidak mau merahasiakan apa yang hendak dilakukan-Nya.
Repot
untuk Tuhan jauh..jauh..jauh lebih baik daripada repot untuk diri
sendiri. Repot untuk diri sendiri hanya membuat urusan jadi lebih repot
lagi. Tapi, kita sudah melihat dampak repot untuk Tuhan pada kehidupan
Abraham. Jadi, mau repot untuk Tuhan?
Repot
untuk Tuhan bukanlah sesuatu yang merepotkan tapi malah penuh dengan
hal-hal yang indah, bahkan Tuhan curahkan berkat berlimpah bagi mereka
yang benar-benar mau melakukan segala hal untuk-Nya.
Sumber : jawaban.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar