“Ayo kalian masuk ke ruang anak-anak sekolah minggu,” kata saya kepada Rere dan Adam, dua anak teman saya yang baru berusia 10 dan 8 tahun.
“Tidak ah, di sini saja!” jawab mereka pelan.
“Lho memang kenapa?”
“Di situ membosankan.”
Saya tertawa kecil. Jawaban yang polos tetapi jujur.
Kadang kita juga merasa bosan dengan apa yang namanya ibadah di gereja. Ada semacam rutinitas. Ada kejenuhan. Ada kekosongan.
Ada beberapa penyebab yang membuat ibadah terasa membosankan:
1. Diri sendiri.
Kebosanan bisa berasal dari diri sendiri. Kita mungkin tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk beribadah. Kita tidur terlalu larut di hari Sabtu dan menjadi malas bangun di hari Minggu. Kita tidak lagi menghormati hari Sabat sebagaimana diperintahkan oleh 10 Perintah Allah yang masih berlaku sampai saat ini. Hubungan kita dengan Allah mungkin sedang jauh karena dosa-dosa kita atau karena kelalaian dan kemalasan kita dalam memelihara Saat Teduh setiap hari. Maka apapun yang berbau rohani akan terasa membosankan bagi kita. Tidak ada kehidupan di dalam ibadah jika kita tidak bertobat.
2. Pengkhotbah yang membosankan.
Kadang ada khotbah-khotbah yang memang membuat kita mengantuk terutama jika tema-tema khotbah itu terlalu sederhana, sering kita dengar, kurang ilustrasi, dan tidak ada hal-hal baru di situ. Pengkhotbah juga bisa membuat kita mengantuk karena suara yang datar, intonasi yang monoton, atau tatapan mata yang tidak diarahkan ke jemaat. Para pengkhotbah perlu terus mengevaluasi cara dan isi khotbahnya.
3. Entertaining Worship (Ibadah yang Menghibur)
Penekanan yang berlebihan pada kemasan ibadah untuk menarik jemaat bisa menyebabkan kebosanan. Kemasan itu membuat manusia mengalami kepuasan karena bentuk-bentuk hiburan yang disediakan seperti musik, tarian, media, dekorasi, dan panggung yang mewah. Tetapi kepuasan itu bukan dari Allah, kepuasan itu semu dan sementara. Padahal kepuasan ibadah hanya bisa diberikan oleh Allah, dan jemaat perlu dilatih untuk mencari kepuasan itu pada Allah saja. Fokus diarahkan perlu pada Allah saja, bukan pada pernik-pernik ibadah. Hadirat Allah jauh lebih penting daripada entertainment dalam ibadah.
Akhirnya, kita perlu mengejar Allah dan kemuliaan-Nya lebih dari apapun baik pada saat ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada gereja yang sempurna. Tetapi pencarian, kehausan, dan pengejaran akan Allah akan mendatangkan kepuasan di dalam ketidaksempurnaan itu.
Sumber : www.jawaban.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar