Pada Minggu pagi, 29 Juli 2007, ada sebuah sepeda motor yang diparkir di gang jalan Rajawali Selatan. Seorang pria duduk di atas motor dengan anak gadisnya berusia kira-kira 3 tahun. Ketika pemilik motor menstarter motornya dan pergi, pria dan anak gadisnya hanya berdiri terpaku memandang motor yang menghilang dari pandangan mereka. Tiba-tiba anak gadisnya berteriak, ”Papa... papa... gendong dong?” dan ia mengangkat tangannya ke atas. Lalu papanya berkata dengan lembut, ”Uuuppppsss” sambil mengangkat gadisnya ke atas bahu.
-
Ketika memperhatikan tontonan gratis itu, tiba-tiba kata-kata Yesus nyaring terdengar mengiang-ngiang, ”Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya,"(Matius 7:11). Sungguh luar biasa pengalaman anak gadis tersebut bersama ayahnya. Ketika ia meminta untuk digendong oleh ayahnya, maka ayahnya pun segera melakukannya. Bukankah Bapa kita di sorga juga melakukannya?
Ketika memperhatikan tontonan gratis itu, tiba-tiba kata-kata Yesus nyaring terdengar mengiang-ngiang, ”Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya,"(Matius 7:11). Sungguh luar biasa pengalaman anak gadis tersebut bersama ayahnya. Ketika ia meminta untuk digendong oleh ayahnya, maka ayahnya pun segera melakukannya. Bukankah Bapa kita di sorga juga melakukannya?
-
Namun mengapa kita tidak mengalami apa yang telah kita minta? Raja Daud sendiri menceritatakan pengalamannya bersama Tuhan. Katanya, “TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya,”(Mazmur 15:1-5). Apakah kita betah di dalam hadirat Tuhan? Jikalau kita memenuhi syarat-syarat yang tertulis dalam mazmur ini, maka kita pasti betah di dalam hadirat Tuhan.
Namun mengapa kita tidak mengalami apa yang telah kita minta? Raja Daud sendiri menceritatakan pengalamannya bersama Tuhan. Katanya, “TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya,”(Mazmur 15:1-5). Apakah kita betah di dalam hadirat Tuhan? Jikalau kita memenuhi syarat-syarat yang tertulis dalam mazmur ini, maka kita pasti betah di dalam hadirat Tuhan.
-
-
Sumber : www.abbalove.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar