Sabtu, 27 Desember 2008
Humor : Kepingin mancing
-
Nuh: "Hei jangan bertengkar, ada apa ini !!!??"
Ham: "Itu Pa, Yafet enggak mau ngalah??"
Nuh: "Kenapa Yafet?"
Sem: "Begini Pa, Saya bersama Yafet mau pergi mancing, tapi adik Ham mau ikut mancing juga."
Nuh : "Kenapa kamu tidak ajak adikmu?"
Sem : "Bagaimana bisa diajak, cacingnya kan cuman ada sepasang."
-
-
/Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.* (Matius 5:40)
-
Sumber :http://humor.sabda.org
Jumat, 19 Desember 2008
Pentingnya Pencobaan
Di ayat 6, rasul Yakobus memberitahu kita bahwa kita hanya bisa menerima hikmat dari Allah jika kita meminta dengan iman. Iman sangatlah penting. Ini adalah landasan bagi hubungan kita dengan Allah. Jika kita tidak percaya kepada seseorang, tentu saja kita tidak mau berhubungan dengannya. Sama juga, jika kita meragukan kesetiaan dan kebaikan Allah, maka kita tidak akan mau meminta kepada-Nya. Dan mereka yang tidak meminta kepada Allah tidak akan menerima apa-apa.
Di dalam ayat 8, Yakobus menunjukkan persoalan yang lazimnya menimpa orang yang hatinya mendua. Kita sering meragukan kesetiaan dan realita Allah, dan kita berpikir bahwa Dia hanya bermurah hati kepada orang lain tetapi tidak kepada kita. Jenis hati yang mendua seperti ini telah membuat kita tidak mampu mempercayai Allah sepenuhnya, dan untuk mengikut Dia dengan segenap hati. Kita juga telah melihat bahwa Allah membantu kita bertumbuh melalui ujian iman kita. Jika kita ingin menerima hikmat dan kualitas kehidupan rohani dari Allah, maka kita juga harus siap menerima sarana-sarana yang dipakai Allah untuk membantu kita bertumbuh. Itu sebabnya mengapa iman sangat penting. Di dalam proses pengujian ini, Anda mungkin tidak mengerti atau melihat apa kehendak Allah di balik ujian iman ini. Akan tetapi setelah melewati ujian iman itu, kita pasti mengerti maksud baik Allah di dalam hidup kita dan kehidupan rohani kita akan melangkah menuju kesempurnaan.
Hari ini, kita akan melanjutkan pada Yak 1:9-12. Sebelum ini, saya telah membahas bersama Anda beberapa prinsip dasar di dalam mempelajari Alkitab dan melakukan eksege. Salah satu hal yang paling mendasar dan yang paling penting adalah memahami konteksnya. Kita bisa dengan mudah melakukan eksegese terhadap [bacaan di dalam] Alkitab keluar dari konteksnya jika kita mengabaikan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Membaca atau menguraikan Alkitab dengan cara ini pastilah akan menimbulkan kekeliruan yang parah.
Setelah membaca Yak 1:9-12, apakah Anda merasa heran mengapa Yakobus tiba-tiba berbicara tentang kedudukan yang rendah dan yang ditinggikan di dalam ayat 9-11? Apa kaitan ayat-ayat ini dengan konteksnya? Mengapa rasul Yakobus menyebutkan tentang orang-orang kaya di dalam ayat 10-11?
Anda akan melihat bahwa beberapa Alkitab menempatkan ayat 2-8 di dalam satu paragraf dengan judul 'Iman dan hikmat', sementara ayat 9-11 dikelompokkan dalam paragraf lainnya dengan judul 'Orang miskin dan orang kaya'. Apakah kedua paragraf itu saling berkaitan? Saya kira Anda tahu bahwa pengelompokan dalam bentuk paragraf dengan judul-judulnya tidak ada di dalam naskah sumber Alkitab. Berbagai paragraf dan judul-judul itu baru ditambahkan belakangan hari. Alkitab Terjemahan Baru mengelompokkan ayat 12-18 dalam satu paragraf lagi, dengan judul 'Pengujian dan Pencobaan'. Menurut Anda, apakah penglompokan paragrafnya sudah benar? Apakah masing-masing paragraf itu saling berkaitan? Atau, apakah itu berarti memang ada tiga bagian dengan topik masing-masing?
Mungkin Anda tidak terlalu akrab dengan cara saya membahas Alkitab. Mengapa saya terus saja mengajukan pertanyaan tanpa langsung masuk ke jawabannya? Sebenarnya, saya berharap bisa membantu Anda belajar berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ini. Pada saat yang sama, kita juga perlu menghindari kekeliruan cara belajar yang seperti orang buta meraba-raba permukaan patung. Sering kali, kita terlalu memusatkan perhatian pada satu atau dua ayat sampai kita tidak dapat melihat keseluruhan perikop atau pasal yang bersangkutan dengan jelas. Jika kita bisa mengambil jarak, [seperti mengambil jarak dari beberapa pohon] lalu memperluas pandangan kita untuk bisa melihat keseluruhan hutannya, maka kita berpeluang untuk bisa melihat gambaran keseluruhannya. Setelah menangkap seluruh gambarannya, maka perincian lainnya akan muncul dengan sendirinya. Sebaliknya, kita akan sering salah tafsir tentang makna isi Alkitab jika kita terlalu berfokus pada satu atau dua ayat, tanpa menangkap gambaran umumnya. Oleh karena itu, di dalam proses menguraikan surat Yakobus ini, saya akan mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan, untuk membantu Anda berpikir dan untuk membantu Anda menangkap gambarannya secara umum.
Yakobus 1.9-11
Mari kita beralih ke Yak 1:9-11. Sebenarnya, cara terjemahan versi Terjemahan Baru (LAI) sangat menyesatkan pembaca. Memberi kesan yang salah pada pembaca karena ayat 9-11 itu terpisah dari ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Padahal, ayat 9-10 justru mengikuti alur pemikiran yang sama dengan konteksnya. Bagaimana membuktikannya? Mari kita baca kembali ayat 12. Di sini, rasul Yakobus berbicara tentang hal 'bertahan dalam pencobaan' dan juga 'tahan uji'. Kata 'pencobaan [temptation]' di ayat 12, di dalam bahasa Yunaninya memakai kata yang sama dengan kata 'pencobaan [trials]' di ayat 2. Dan kata 'ujian [test]' di ayat 12 memakai kata yang sama dengan 'ujian [testing]' di ayat 3. Sekalipun kata 'ujian [testing]' dan kata 'pencobaan [temptation]' adalah kata yang berbeda, mereka memiliki makna yang sama di dalam pandangan rasul Yakobus - tidak ada perbedaan di antara keduanya bagi Yakobus. Kita bisa mencocokkan poin ini ke ayat 2-3. Kedua kata itu digunakan dalam pengertian yang sama. (Saya akan menjelaskan poin ini dengan lebih rinci lagi di dalam pembahasan surat Yakobus yang selanjutnya.)
Mari kita beralih ke Wah 2:10. Harap diperhatikan apa yang diucapkan oleh Yesus kepada jemaat: tujuan utama dari ujian iman adalah untuk mempersiapkan kita agar menjadi layak menerima mahkota kehidupan. Pada titik ini, yang bisa saya lihat adalah bahwa ucapan tersebut sama persis dengan yang dimaksudkan oleh rasul Yakobus: Ya! Kita harus bersukacita di dalam berbagai pencobaan itu - bukan karena pencobaan itu sangat nikmat, melainkan karena begitu mulianya jalan pikiran Allah bagi kita. Kita harus bersukacita bahkan di tengah kesukaran sekalipun karena kita tahu bahwa rencana Allah bagi kita selalu demi kebaikan kita.
Bagi rasul Yakobus, menjalani ujian iman adalah hal yang sangat penting, untuk membuktikan ketahanan dan kemenangan terbesar kita di dalam menghadapi ujian itu. Pada dasarnya, mahkota kehidupan itu melambangkan tuntasnya keselamatan kita atau penerimaan kita oleh Tuhan.
Ada dua macam akhir di dalam Wahyu 2:10-11: apakah kita akan tetap setia sampai mati kepada Allah sehingga kita layak menerima mahkota kehidupan; atau kita tidak setia kepada Tuhan di dalam ujian itu sehingga kita harus menghadapi kematian yang kedua. Rasul Yakobus memakai gambaran yang sama untuk mengingatkan kita akan hal ini: Kita harus bertahan dengan iman menghadapi pencobaan supaya kita layak menerima mahkota kehidupan yang telah dipersiapkan oleh Tuhan kepada kita. Jika kita dikalahkan oleh pencobaan, kita akan berakhir di dalam kematian sebagaimana yang dinyatakan secara gamblang oleh rasul Yakobus di dalam Yak 1:13-15.
Sekali lagi, saya ingin menekankan pentingnya pertumbuhan di dalam kehidupan rohani. Banyak penginjil sekarang ini yang hanya peduli pada jumlah orang percaya di dalam gereja namun tidak peduli pada pertumbuhan rohani mereka. Mereka juga meremehkan makna penting ujian iman ini. Entah orang-orang percaya itu akan berhasil atau gagal di dalam ujian itu, tidak menjadi masalah penting bagi mereka. Bagi pada penginjil ini, hal 'menerima mahkota kehidupan' hanya masalah hadiah, dan bukan masalah keselamatan. Pemahaman seperti ini telah mengakibatkan banyak orang Kristen tersesat sehingga mereka sering tidak siap ketika berhadapan dengan pencobaan. Dan sekalipun mereka gagal di dalam ujian itu, mereka sama sekali tidak merasa khawatir akan hal itu.
Penekanan atau pemahaman seperti itu bisa kita bayangkan seperti seorang profesor yang berkata kepada para mahasiswanya, "Ujian akhir tidaklah penting. Mereka yang berhasil akan mendapat ijazah. Mereka yang gagal juga tidak perlu khawatir karena kalian juga akan lulus. Hanya saja, kalian tidak menerima ijazah. Ijazah itu hanya sekadar hadiah. Tidak ada manfaatnya." Saya yakin bahwa tidak seorang pun yang akan mempercayai omong kosong semacam ini. Lalu mengapa kita justru percaya jika dikatakan bahwa ujian iman [atau ujian di universitas] itu tidak penting, dan mahkota kehidupan [ijazah] itu juga tidak penting?
Rasul Yakobus memberitahu kita di dalam ayat 12 bahwa mahkota kehidupan itu diberikan kepada mereka yang mengasihi Tuhan. Ini bukan sekadar masalah hadiah, ini perkara apakah Tuhan menilai kita layak atau tidak untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya - kecuali jika kita memang benar-benar ingin menyelewengkan makna Alkitab untuk mengikuti selera kita dan berkata, "Mereka yang tidak mengasihi Allah tidak akan menerima mahkota, namun tetap akan masuk ke dalam kerajaan surga." Paulus berkata kepada jemaat di dalam 1 Kor 16:22, "Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia." Oleh karena itu, saudara-saudari, mari kita terus bertumbuh dengan teguh berpegang kepada Tuhan di dalam iman. Kita harus bergantung pada kasih karunia Tuhan untuk bisa bertahan di tengah pelbagai pencobaan.
Mari kita beralih ke Yak 1:9-11 untuk melanjutkan penelaahan tentang hubungan antara ayat-ayat ini dengan konteksnya. Karena kita sudah memastikan [fakta] bahwa rasul Yakobus sedang membahas tentang ujian iman di sepanjang bagian ini, maka jelaslah, ayat 9-11 itu berkaitan langsung dengan hal ujian iman.
Rasul Yakobus berbicara tentang dua macam orang di dalam ayat 9-11: yaitu tentang orang yang rendah dan orang yang kaya. Dia memberitahu kita bahwa dalam keadaan rendah atau kaya, semua orang percaya harus menghadapi ujian iman.
Di sini dikatakan bahwa yang rendah ditinggikan - apa artinya ini? Apakah itu berarti bahwa dia lantas menjadi kaya? Tentu saja tidak. Di dalam Yak 4:10, dia sekali lagi berbicara tentang hal ditinggikan. Sebenarnya, yang dikatakan di sini adalah ujian iman agar merendahkan diri dengan sukarela di hadapan Tuhan. Tentunya, proses kita dibentuk untuk menjadi rendah itu bukanlah pengalaman yang menyenangkan - entah dalam bentuk kemiskinan materi, atau dalam hal kedudukan yang rendah. Itu semua bukanlah pengalaman yang kita sukai, tetapi Allah memakai cara-cara itu untuk membantu kita belajar sepenuhnya bergantung kepada Dia. Tuhan akan membuat mereka yang rela merendahkan diri untuk ditinggikan. Rasul Yakobus memandang semua itu, sekali lagi, dengan mata iman. Dengan demikian, seseorang seharusnya bersukacita di saat dia menghadapi ujian dalam rangka merendahkan diri ini karena Allah sebenarnya sedang memakai cara-cara ini untuk meninggikannya.
Kata-kata rasul Yakobus ini secara langsung ditujukan kepada orang-orang kaya karena, sering kali, sangat sulit bagi mereka untuk bertahan menghadapi ujian iman. Sering kekayaan mereka itulah yang menjadi andalan atau yang menjadi ilah mereka. Dan setiap kali mereka menghadapi ujian iman, mereka akan mendua hati terhadap Allah karena tersedianya andalan lain bagi mereka. Sangatlah mudah bagi mereka yang kaya untuk ingin mengasihi Allah sekaligus mengasihi uang, sedemikian hingga mereka tidak bisa bergantung sepenuh hati kepada Allah dan gagal di dalam menghadapi ujian iman. Kata-kata rasul Yakobus ini ditujukan terutama kepada orang kaya karena mereka juga harus menghadapi ujian iman. Yakobus menggambarkan ujian ini dengan kata-kata 'direndahkan'.
Yakobus memandang perkara ini dengan mata iman. Oleh karena ini, dia menyuruh mereka untuk bersukacita. Mungkin mereka akan kehilangan harta benda, atau mereka akan direndahkan kedudukannya di dalam ujian iman ini, akan tetapi Yakobus menyuruh mereka untuk bersukacita karena harta benda yang mereka miliki itu hanya bersifat sementara. Hanya mereka yang bertahan di dalam ujian iman ini dan bergantung sepenuhnya kepada Allah yang bisa memiliki harapan kekal.
Anda akan melihat satu fenomena yang menarik di tengah jemaat. Di permukaannya, orang-orang kaya terlihat seperti memiliki segalanya, akan tetapi secara rohani mereka itu miskin. Sering kali, kehidupan rohani mereka macet karena hati mereka yang mendua terhadap Allah. Sebaliknya, orang-orang Krsiten yang menjalani banyak ujian iman mungkin sangat miskin secara materi, akan tetapi hidup mereka penuh dengan pesona karena mereka memancarkan keharuman Kristus.
Saya yakin bahwa sebagian besar yang mendengarkan ini bukanlah orang kaya. Kita ini orang-orang yang rendah. Kita tidak punya banyak uang, dan kita tidak punya kedudukan tinggi. Namun apakah itu berarti kita lebih baik dari pada orang kaya? Belum tentu. Bergantung pada apakah Anda menerapkan ayat 9 ini di dalam hidup Anda. Banyak orang Kristen yang tidak mau berada di posisi yang rendah. Kita selalu merasa ada yang kurang jika dibandingkan dengan orang lain di dalam banyak hal. Kita semua berusaha sekuat tenaga, berjuang mengejar penghidupan, tempat, kekayaan dan kedudukan yang lebih baik. Kita semua mencoba untuk menjadi sejajar dengan orang-orang kaya. Saat ujian iman datang, kita langsung terlihat tidak suka, kita akan menggerutu kepada Allah dan merasa bahwa Dia sangat tidak adil. Mengapa orang lain selalu mendapat perlakuan yang lebih baik? Kita sama-sama percaya kepada Yesus akan tetapi mengapa segala yang ada padanya lebih baik daripada saya? Bagaimana kita bisa memiliki iman untuk bersandar kepada Allah dalam mengatasi ujian ini jika kita selalu saja memandang persoalan dengan cara ini? Jika Anda masih berpikir seperti ini, maka Anda tidak akan mampu bertahan menghadapi setiap ujian. Tak perlu diragukan lagi, Anda pasti tidak akan bersukacita.
Apakah kita punya mata iman untuk melihat bahwa lewat ujian-ujian ini Allah sedang membantu kita untuk tidak menempatkan harapan kita di dalam jaminan duniawi, melainkan sepenuhnya bersandar kepada Dia di dalam iman sehingga kita layak menerima kemuliaan yang telah Dia persiapkan kepada kita - yaitu mahkota kehidupan yang kekal?
Minggu, 14 Desember 2008
Humor : Sayang Istri
-
Istri : "Pa, kepalaku sering pusing, dan dadaku sering berdebar-debar juga sering mual."
-
Suami : "Kalo gitu kita kedokter aja ya!?"
Kemudian mereka berdua pergi ke dokter spesialis penyakit dalam. Suaminya menunggu di luar ketika istrinya diperiksa dokter. Tak lama kemudian si istri keluar dari ruang periksa, dengan cemas si suami bertanya pada istrinya.
Suami : "Sakit apa Ma, kata dokter?"
Istri : "Dokter bilang aku gak ada penyakit apa-apa, cuma sedikit stres aja. Dia menyarankan supaya kita liburan dulu supaya bisa rilex, seperti ke BANGKOK, SINGAPUR, MALAYSIA, gitu lho Pa! Enaknya pergi ke mana ya, Pa?"
Si suami terdiam sejenak, kemudian berkata ....
Suami : "KITA PERGI KE DOKTER LAIN AJA, YA MA!!"
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. (Efesus 5:24)
Berbicara Cerdas
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. (Kolose 4:6)
ORANG YANG SUKSES TAK HANYA MAMPU BERPIKIR CERDASNAMUN JUGA BERBICARA CERDASTUHAN YESUS MEMBERKATI
Jumat, 12 Desember 2008
Hujan Sangat Ekstrem Makin Sering Terjadi
BANDUNG, KAMIS — Ahli dinamika atmosfer Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung Tri Wahyu Hadi mengatakan, iklim global termasuk di Indonesia saat ini makin kompleks, terutama dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
-
Secara global, selain osilasi tahunan berupa muson barat, iklim di Indonesia sangat dipengaruhi El Nino dan La Nina, Dipole Mode di India, serta Osilasi Medden-Julian. Jika dulu, misalnya, pola La Nina dan El Nino bisa diprediksi termasuk daerah yang terkena dampaknya, saat ini hal itu sulit dilakukan.-
"Dibandingkan tahun-tahun 60-an, peluang munculnya hujan lebat saat ini makin besar. Medden-Julian (MJO) yang bervariasi, kadang aktif, kadang pasif, beberapa tahun terakhir ini kerap aktif," ucapnya mencontohkan kasus lain.-
Satu hal yang ditekankannya, hujan ekstrem saat ini makin sering terjadi. Ini mencapai lebih dari 80 mm per jam. Dalam kasus banjir Jakarta 2002 dan 2007, curah hujan mencapai 250-300 mm per hari. Hujan dengan intensitas tinggi, tetapi dalam waktu pendek inilah yang memicu banjir besar.-
Belum para ahli sepenuhnya memahami OMJ, lalu muncul cold surge, yaitu fenomena di mana muncul massa udara dingin dari arah utara akibat gangguan udara bertekanan tinggi di daerah Siberia. Fenomena yang terakhir ini oleh para ahli menjadi salah satu pemicu banjir besar di Jakarta.-
Fenomena ini juga ikut memicu hujan tinggi di Bandung beberapa waktu lalu. Namun, ini masih menimbulkan perdebatan.-
Sumber : www.kompas.co.id
Mendaki Jalan Kehidupan
Diperlukan kerendahan hati untuk mengenal jalan-jalan Allah. Tuhan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati karena orang tersebut mau belajar untuk diajar. Salah satu definisi kerendahan hati ialah dapat diajar. Keterbukaan dan kerelaan untuk belajar adalah salah satu karakteristik paling berharga yang perlu dimiliki seseorang.
Dalam teks ini, tepat setelah Tuhan berfirman bahwa Dia akan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang rendah hati, ayat berikutnya memberi kita pandangan yang lebih mendasar tentang jalan Tuhan :
Segala jalan Tuhan adalah kasih dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya. (Mazmur 25:10)
Apabila kita tetap berada di jalan Tuhan, kita dapat mengetahui bahwa jalan-jalan tersebut adalah kasih setia dan kebenaran. Apabila Anda ragu-ragu akan jalan Tuhan, pilihlah jalan kemurahan dan kebenaran. Kemurahan Tuhan ada batasnya, yang akan berakhir dalam penghakiman. Tetapi di seluruh Kitab Suci, kita melihat bahwa Tuhan biasanya jauh lebih bermurah hati daripada apa yang disangka oleh umat-Nya. Oleh sebab itu, kita diingatkan dan diberi harapan dalam Yakobus 2:13 ini:
Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.
Kira juga diperingatkan dalam Galatia 6:7, "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." Oleh sebab itu, jika kita ingin menerima kemurahan, maka kita harus belajar menabur kemurahan setiap kali kita mendapat kesempatan.
Sama seperti presiden memberi grasi setiap hari ulang tahun kemerdekaan, Tuhan juga memberi pengampunan dengan cuma-cuma kepada semua yang memintanya, dan semua yang percaya kepada kemurahan-Nya karena apa yang telah dilakukan-Nya di atas kayu salib. Kita dapat memulai dari awal lagi, menghapus setiap kegagalan dan kesalahan. Itu adalah salah satu manfaat terbesar dari kekristenan yang tidak ada bandingannya dalam agama lain atau filsafat mana pun di bumi. Tetapi, kita juga diinstruksikan agar apabila kita berjalan di jalan Tuhan, kita juga harus memberi pengampunan dengan cuma-cuma kepada orang yang bersalah kepada kita.
Diperlukan kerendahan hati untuk meminta ampun, yang berarti mengakui dosa kita. Diperlukan pengenalan akan jalan-jalan Tuhan, dan kesatuan hati kita dengan mereka, untuk mengampuni orang lain. Tetapi, jika kita ingin tetap berada di jalan kehidupan, hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang mendasar. Jadi, marilah kita memberi kemurahan sama seperti yang telah diberikan dengan cuma-cuma kepada kita oleh Tuhan. Salah satu kemerdekaan terbesar yang dapat kita miliki ialah saat kita tahu bahwa dosa-dosa kita telah diampuni. Kemerdekaan terbesar kedua yang dapat kita ketahui ialah saat kita mengampuni orang lain.
Jalan-jalan Tuhan selalu naik ke atas, membawa kita lebih tinggi dan lebih tinggi ke dalam Roh. Karena "segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran" (Mazmur 25:10),
Selasa, 09 Desember 2008
Humor : Merry Christmas
Para saksi mata melihat bahwa kapal besar menubruk kapal kecil. Tapi kapten kapal besar mengatakan bahwa beberapa saat sebelum terjadi tubrukan, kapalnya telah mengirim sinyal kepada kapal kecil.
Hakim bertanya, "Siapa yang bertugas mengirim sinyal?"
Seorang kelasi muda maju dan berkata, "Saya, Pak Hakim."
Hakim bertanya pada kelasi tersebut, "Coba beritahu saya isi sinyal yang Saudara kirimkan!"
Kelasi muda itu menjawab dengan muka merah, "Merry Christmas."
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini." (Zakharia 3:7)
Minggu, 07 Desember 2008
Invasi Virus Koobface di Facebook (waspada)
Jumat, 05 Desember 2008
Humor :Tuhan Memang tidak tuli
Saat itu beberapa hari menjelang Natal, dan anak-anak bersiap-siap tidur. Nenek mereka ada di ruang sebelah dan menunggu mereka sampai tidur sehingga ia bisa mematikan lampu kamar mereka.
Jimmi berdoa dan kemudian menyelimuti dirinya sendiri. Bill, masih bersujud, terus berdoa memohon banyak hadiah Natal. Saat dia berdoa, suaranya semakin lantang, dan ia mengulang-ulang doanya.
Merasa terganggu, Jimmi bangun dan mengeluh, "Hei, kamu ngga perlu berdoa keras-keras seperti itu; Tuhan itu ngga tuli!"
"Aku tahu Tuhan ngga tuli," kata Bill, "tapi Nenek kan agak terganggu pendengarannya."
"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7)
-
Sumber :http://humor.sabda.org
DENGAN HATI NURANI
Kamis, 04 Desember 2008
Vietnam, Percaya Kristus Artinya Kehilangan Hak
Mereka sempat memenjarakan Giao selama beberapa hari, dan tidak memberinya makan atau minum. Saat ini, Giao masih harus wajib lapor diri, setiap harinya.
Pada September, seorang penginjil bernama Hmong dari Vietnam Good News Church mengunjungi komunitas yang dipimpin Giao. Dalam sebulan ada 20 kepala keluarga, yang secara keseluruhan anggato keluarganya berjumlah 108 orang di desa Lu Siu Tung telah menjadi Kristen dan memilih Giao sebagai pemimpin mereka.
Pertumbuhan umat Kristen di Vietnam terbilang signifikan. Ada sekitar 300.000 orang percaya yang tersebar dalam ratusan komunitas jemaat.
Dalam penganiayaan iman semakin bertumbuh, dan semakin banyak orang yang dimenangkan. Mari kita berdoa bagi Vietnam agar kegerakan yang saat ini terjadi disana tidak berhenti, namun semakin besar. Dan seperti kegerakan orang percaya yang terjadi di Cina, hal yang sama terjadi juga di Vietnam dan juga negara-negara dimana orang percaya mengalami penganiayaan.
Selasa, 02 Desember 2008
Jangan Anggap Remeh Ancaman Hantaman Asteroid
Dari 5.000 benda dekat Bumi yang sudah dikenal, dan 500.000 lainnya yang diperkirakan akan ditemukan dalam 15 tahun mendatang beberapa puluh di antaranya berisiko tinggi menghantam Bumi. Hal tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan lokal atau regional.
Untuk menghadapi ancaman ini, asosiasi mengimbau kepada badan-badan PBB dan negara anggotanya agar mengembangkan kerangka kerja untuk saling bertukar informasi tentang berbagai asteroid yang berbahaya. Selain itu tentu saja mekanisme pengambilan keputusan untuk menghancurkan atau membelokkan lintasan asteroid-asteroid tersebut.
"Kemampuan teknikal untuk mencegah benturan semacam ini dengan Bumi sudah tersedia," tulis ASE, yang anggotanya terdiri atas 320 orang yang telah pergi ke angkasa luar, dalam sebuah laporan yang disampaikan di Wina, Selasa (25/11). Sejumlah opsi sedang dikaji, antara lain menghancurkan sebuah asteroid dengan pesawat antariksa berukuran besar atau senjata nuklir, atau mengubah lintasannya dengan memanfaatkan kekuatan gravitasi dari pesawat yang melayang dekat asteroid.
ASE menyatakan struktur pengambilan keputusan hendaknya disusun segera, dengan keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan PBB. Dampak terbesar dari benda antariksa dalam sejarah adalah kejadian di Tunguska pada 1908, dimana meteoroid membinasakan hutan Siberia seluas 2.000 kilometer persegi.
UJIAN KEMAKMURAN
Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.
-
Ada pepatah mengatakan seseorang sulit melangkah cepat jika membawa cangkir penuh dengan air. Ini mengandung arti bahwa kelimpahan tidak lantas berarti bebas dari masalah hidup, ini punya tantangannya tersendiri. Menurut Charles Swindoll, ada dua ujian yang mengganggu keseimbangan kita dalam kehidupan. Pada satu sisi terdapat kekurangan, pada sisi lain ada kemakmuran. Sesungguhnya ujian yang kedua ini lebih berat. Dalam pandangan penulis dan sejarawan Skotlandia, Thomas Carlyle, perbandingan orang yang mampu menghadapi ujian kemakmuran vs kesusahan adalah 1:100. Sedikit sekali orang bisa melangkah di jalan kemakmuran sambil tetap bisa menjaga keseimbangan dirinya di bidang moral, spiritual dan finansial.
Syukurlah Alkitab memberi pada kita teladan dari mereka yang mampu menangani kemakmuran dengan tetap seimbang. Daud adalah salah satu contoh klasik. Anda baca Mazmur 78. Daud diangkat Allah dari seorang gembala menjadi raja bagi bangsa Israel, namun di tengah keberhasilannya, ia memelihara seluruh bangsa ‘dengan tulus ikhlas' (ayat 72). Menurut Carlyle dialah salah satu contoh satu di antara seratus itu. Tapi inilah yang penting. Mengapa ia bisa? Karena Daud memiliki integritas.
Supaya bisa tetap menjaga keseimbangan dalam kemakmuran diperlukan integritas. Misalnya bila kita berjanji, kita akan menepatinya. Bila tagihan datang, kita akan membayarnya. Bila ada godaan kompromi, kita toh tetap menolaknya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda adalah satu dari yang 100 itu? Mintalah pada Allah kemampuan untuk peka, mintalah integritas untuk bisa seimbang.
Anda memerlukan integritas untuk mencapai keseimbangan dalam kemakmuran.
Humor : Kuatir dengan uang
Cari Topik
KATA-KATA BIJAK UNTUK YG INGIN SUSKES DI DUNIA KERJA
BELANJA ONLINE
Humor
Dikirimkan oleh Team i-Humor pada Sen, 11/29/1999 - 17:00. 1 Petrus
Amin masuk ke sebuah restoran bersama anjing kecilnya. Pegawai restoran berkata, "Maaf Pak, tidak boleh membawa binatang ke sini." Amin menolak dan berkata, "Ini anjing bukan sembarang anjing lho ... dia ini istimewa .... Dia bisa bermain piano!"
"Oke! Kalau Anda bisa membuktikan kehebatannya, anjing Anda boleh tetap berada di dalam restoran ini dan dapat minum gratis!"
Amin membawa anjingnya duduk di kursi piano. Anjing kecil itu langsung beraksi memainkan lagu-lagu Mozart, Ragtime, dan lain-lain. Pegawai restoran dan pengunjung sangat menikmati permainannya.
Tiba-tiba seekor anjing besar masuk ke restoran itu dan menggigit leher anjing kecil itu sambil diseret ke luar dari restoran. Pegawai restoran yang bingung bertanya kepada Amin, "Apa yang terjadi?"
Dengan tenang Amin menjawab, "Ohhh, itu Ibunya. Dia ingin anaknya itu menjadi dokter gigi!"
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (1Petrus 5:2)
Sumber: Buffalosjokes