Matius 22 : 37
Jawab
 Yesus kepadanya, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan 
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
Pacaran
 adalah masa-masa yang indah, ada banyak kejadian yang menjadi kesan 
tersendiri di dalam kehidupan kita. Meski pada akhirnya putus, namun 
kejadian di masa lampau bersamanya mempunyai makna di dalam hidup kita.
Jantung
 kita berdetak dengan cepat hanya karena melihatnya, ada begitu banyak 
warna di dalam kehidupan, kita menjadi berani dan tidak takut untuk 
jatuh cinta, melihatnya dari jauh saja sudah membuat kita puas dan 
selangkah demi selangkah kita mulai mengejarnya.
Saat-saat
 pacaran, kita dapat mengingat hari-hari yang sudah kita lalui 
bersamanya, bagaimana kita mau berkorban bagi dia, bagaimana kita 
mencurahkan hati kita sepenuh hati kepadanya, atau mungkin kita pernah 
melakukan pengorbanan gila-gilaan yang salah untuknya, walau dia tidak 
pantas mendapatkannya atau hal-hal lainnya yang tidak seharusnya kita 
lakukan untuknya.
Di
 dalam suatu hubungan, hubungan apapun itu, selalu ada pengorbanan dan 
saling pengertian yang harus dilakukan agar semuanya dapat berjalan 
dengan lancar. Jangan lupakan perasaan pacaran itu, pengorbanan seperti 
apapun yang kita lakukan. Hanya, alihkan hal itu pada Yesus, cinta 
sejati kita.
Cinta
 sejati kita itu tidak akan pernah membuat kita kecewa. Dia akan selalu 
bersama kita dan mencintai kita kembali. Entah seberapa cinta yang kita 
punya untuk-Nya, Dia akan jauh lebih besar mencintai kita. Dan 
pengorbanan yang Dia lakukan pun tak dapat dilukiskan. Yesus, si pemilik
 cinta sejati.
Hati,
 jiwa, dan akal budiku melantunkan kata cinta untuk Juru Selamatku yang 
begitu mencintaiku dan berkorban luar biasa. Cinta sejatiku, hanya 
untuk-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar