"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."
Kol 2:16-17
Pernah diceritakan tentang begitu banyaknya orang-orang yang merekomendasikan untuk berpindah agama mengikuti agama mayoritas pada negara dimana mereka berada. Alasannya bermacam-macam, namun menakutkan. Kekhawatiran akan dikucilkan, dipersulit, mengalami penindasan hingga terancamnya jiwa dan keselamatan diri sendiri dan keluarga, jika menganut agama minoritas.
Inilah yang terjadi di banyak negara. Agama seringkali berubah fungsi menjadi atribut yang penting bagi pergaulan, bagi kehidupan duniawi, pertemanan, pamor, kedudukan dan status sosial seseorang. Melalui agama juga banyak dari mereka menghakimi dan menindas satu sama lain. Atau juga pola pikir kebanyakan jemaat yang menganggap gerejanya adalah yang terbaik, cara beribadatnya yang terbaik, bentuk prosesinya terbaik, pendetanya lebih pintar ngomong, altarnya lebih keren, dan lain sebagainya.
Inilah sebuah bentuk yang dapat timbul, apabila kita mendasarkan keimanan hanya pada bentuk lahiriah duniawi saja. Kristiani bukan soal agama. Terlepas dari semua proses dan denominasi yang berbeda2, yang terpenting adalah hubungan pribadi kita dengan Tuhan.
Yang terpenting adalah percaya Yesus adalah juru selamat pribadi anda, hidup sesuai dengan keinginan Tuhan, selalu berupaya setiap saat menjadi biji mataNya, menjadi garam dan terang di dunia, dan membagi kasih kepada sesama seperti halnya anda dikasihi Tuhan. Label atau atribut apapun itu tidak berarti apa2 dalam hubungan kita dengan Allah.
Bukan atributnya yang terpenting, melainkan hubungan antara kita dengan Tuhan lah yang harus diutamakan.
Sumber : www.jawaban.com