Keluaran 3:1
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Gunung Horeb, nama gunung ini berarti tandus, sebuah tempat yang ditelantarkan, mandul, dan kering. Selama 40 tahun Musa berada di daerah sekitar gunung Horeb setelah melarikan diri dari Mesir menggembalakan domba-domba. Saat itu Musa telah kehilangan segalanya, mimpi-mimpinya telah mati, dan ia kehilangan tujuan hidupnya.
Seperti yang sering dilakukan Tuhan terhadap berbagai rintangan dalam kehidupan seseorang, Tuhan mengubah gunung yang tandus ini menjadi gunung Allah. Kejadian ini menggambarkan kesanggupan Tuhan untuk memperbaiki, menyembuhkan, dan memunculkan kebaikan dari keburukan. Horeb tidak selalu mengerikan, Musa berjumpa dengan Tuhan menemukan panggilan hidupnya disana.
Gunung Horeb menggambarkan sifat paradoks Kerajaan Allah dalam kehidupan nyata – bahwa kebaikan dapat muncul dari keburukan, bahwa kita bisa menjadi pribadi yang paling kuat dalam kelemahan kita dan bahwa kehidupan bisa muncul setelah kematian.
Nabi Yoel berkata, “Baiklah orang yang tidak berdaya berkata: “Aku ini pahlawan!” (Yoel 3:10). Tuhan mengatakan kepada Rasul Paulus, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9). Satu hal yang perlu kita tanamkan dalam hati kita, bahwa dibalik kondisi seburuk apapun, Tuhan memiliki rencana yang indah atas hidup kita. Untuk itu, jangan pernah putus pengharapan!
Apapun yang terjadi dalam hidup Anda, Tuhan memiliki rencana yang indah dibaliknya.
Sumber : www.jawaban.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar