Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" (Yohanes 19:26)
Ada
banyak nama Yohanes di Perjanjian Baru. Di antaranya adalah Yohanes
Pembaptis, Yohanes Markus, Rasul Yohanes yaitu saudara Rasul Yakobus
anak Zebedeus, Yohanes di pulau Patmos dan seterusnya.
Para
peneliti Alkitab dan sejarah menemukan bahwa dari segi isi penulisan,
Injil Yohanes tidak menuliskan kisah Rasul Yohanes anak Zebedeus ketika
bersama dengan Yesus, melainkan kisah-kisah lain Yesus yakni ketika
tidak selalu bersama para rasul. Menariknya lagi, mereka menemukan bahwa
nama Yohanes anak Zebedeus tidak muncul di Injil ini secara khusus.
Yang muncul justru adalah murid dengan sebutan yang lain yaitu “Murid
yang dikasihi-Nya”. Di sini bisa disimpulkan bahwa Rasul Yohanes anak
Zebedeus berbeda dengan penulis Injil Yohanes yaitu “Murid yang
dikasihi-Nya”.
Ada orang-orang free thinker
seperti Dan Brown (penulis novel Da Vinci Code) yang menyimpulkan bahwa
“Murid yang dikasihi-Nya” adalah seorang wanita, yaitu Maria Magdalena.
Lebih lagi ia mengatakan bahwa Maria Magdalena adalah istri Yesus yang
ikut dalam perjamuan the last supper dan duduk di sebelah kanan
Yesus. Secara teologis pendapat ini salah karena Yesus datang ke bumi
bukan untuk kawin melainkan untuk mati bagi umat manusia. Secara
kultur-historis, pendapat ini juga tidak tepat mengingat Yesus hidup
dalam adat-istiadat Yahudi. Dalam adat Yahudi, seorang tamu agung pada
perjamuan resmi tidak boleh duduk semeja dengan wanita, sekalipun ia
adalah istri atau putri tuan rumah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa “Murid
yang dikasihi-Nya” itu adalah seorang pria. Tetapi kita tidak boleh
menganggap remeh orang-orang seperti Dan Brown ini, karena ternyata ia
hanya salah seorang yang mewakili jutaan orang di dunia ini yang
berpikir seperti dia. Kita harus semakin berhati-hati di zaman ini.
Suatu
saat di dalam perjamuan makan malam terakhir, Yesus berkata kepada
murid-muridnya bahwa salah seorang di antara mereka akan mengkhianati
Dia. Maka gemparlah murid-murid-Nya itu. Namun dalam situasi yang
demikian serius, “Murid yang dikasihi-Nya” itu bersandar dekat di
sebelah kanan Yesus sambil bertanya dengan santai siapakah orang yang
akan mengkhianati itu (Yohanes 13 : 23 & 25). Kita bisa melihat
betapa akrabnya murid tersebut dengan Yesus, seperti seorang adik kecil
yang berlindung manja di balik abangnya.
Meskipun
demikian, murid ini memang membuktikan bahwa dirinya memang dikasihi
dan mengasihi Yesus. Juga hanya pada Injil Yohanes yang dia tulis inilah
terdapat pernyataan bahwa Allah begitu mengasihi manusia sehingga Ia
rela mengorbankan Anak-Nya agar setiap orang yang percaya pada-Nya tidak
binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3 : 16). Sementara
murid yang lain lari kocar-kacir ketika Yesus ditangkap dan diadili,
namun “Murid yang dikasihi-Nya” ini tetap berani dan setia mengikuti
Yesus bersama para wanita sejak Ia diadili, disalibkan hingga
dikuburkan. Maka Yesus pun menghargai kesetiaan dan rasa kasih murid ini
kepada Tuhan dengan menitipkan Maria ibu-Nya itu, wanita yang sudah
tua, yang paling Ia hormati, hargai dan kasihi selama di bumi ini kepada
“Murid yang dikasihi-Nya” itu (Yohanes 19 : 26-27). Selanjutnya “Murid
yang dikasihi-Nya” ini pun dipercayakan untuk menggembalakan 7 jemaat di
Asia Kecil yaitu Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia
dan Laodikia (Wahyu 2 & 3) yang berpusat di Efesus. Murid ini pun
tetap menjalankan amanat itu dengan membawa Maria ke sana dan mereka
tinggal bertetangga sampai murid ini meninggal dunia. Setelah itu
barulah Maria kembali ke Yerusalem dan akhirnya meninggal di sana.
Mengapa
Tuhan begitu mengasihi murid ini? Apakah Tuhan pilih kasih terhadap
murid ini dibandingkan murid-murid yang lain? Jawabannya tidak.
Perbedaannya adalah murid ini merespons kasih Tuhan secara benar dengan
segenap hati, jiwa, akal dan kekuatannya. Itulah sikap yang diharapkan
Tuhan.
Kita
adalah umat yang telah ditebus. Yesus telah terlebih dahulu mati bagi
kita karena kasih-Nya kepada kita. Maukah Anda merespons kasih Tuhan ini
seperti “Murid yang dikasihi-Nya” ini lakukan?
Sumber : www.jawaban.com