TUHAN, BERKATILAH SAUDARA/SAUDARI YANG MEMBACA/BUKA BLOG INI ^^

Jumat, 29 November 2013

Renungan Harian Online : Karya Tuhan


Baca : Yesaya 52:1-12

Pernahkah kita mengalami satu kejadian tertentu yang berakibat banyak? Seperti pepatah mengatakan, sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui. 
Sekali lagi umat Israel diminta “terjagalah.” Yesaya ingin membukakan mata hati mereka yang ada di pembuangan, bahwa Tuhan pasti memenuhi janji-Nya, yaitu menyelamatkan mereka. Bukan hanya menyelamatkan mereka, melalui mereka Tuhan menyelamatkan seluruh isi dunia. Bagaimana caranya?
Umat Israel harus bangun untuk bersiap menerima keselamatan dari Tuhan. Mereka akan dikuduskan dan siap untuk dibebaskan (1-2). Mereka akan ditebus Tuhan tanpa pembayaran (3). Walaupun mereka telah dibuang ke negara asing, menjadi budak, dan Allah Israel dihujat, tetapi umat Israel akan mengenal Tuhan yang memanggil mereka (4-6). Tuhan sendiri siap untuk membawa mereka keluar dari tanah pembuangan dan kembali ke tanah perjanjian (11-12). Mereka tidak perlu takut karena Tuhan sendiri yang membimbing dan melindungi keluarnya mereka.
Umat Tuhan juga dipersiapkan untuk mengemban tanggungjawab menjadi pembawa berita baik bagi semua bangsa. Mereka akan diberkati (7) dan mereka akan didukung oleh banyak orang yang kemungkinan besar orang-orang yang tidak mengenal Allah Israel (8). Mereka telah melihat betapa kuat dan perkasa Tuhan yang telah kembali bertakhta di Sion (10), telah mengembalikan reruntuhan Yerusalem, memberikan penghiburan, dan menebus mereka (8b-9).
Di dalam Kristus Tuhan telah memanggil kita, orang berdosa, dari kehidupan yang tidak mengenal Tuhan kepada kehidupan baru. Saat kita masih berdosa, Tuhan telah mati di salib untuk kita (Rm. 5:8). Dia telah menebus kita dan memanggil kita untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Paulus di Roma 10:15 (Yes. 52:7) menegaskan betapa penting tugas kita sebagai pembawa kabar berita keselamatan bagi dunia, yaitu sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8). Apakah kita sudah setia membagikan kabar baik bagi semua bangsa?

Sumber :  www.su-indonesia.org  

Minggu, 17 November 2013

Renungan Harian Online : Taat Sepenuhnya



Kejadian 6:22
Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

Dibutuhkan waktu 120 tahun bagi Nuh untuk membangun bahtera yang Tuhan perintahkan. Saya membayangkan bahwa dia menghadapi hari-hari yang mengecilkan hati. Tak ada tanda-tanda hujan tahun demi tahun, ia menghadapi berbagai cemoohan kasar sebagai "orang gila yang mengira Tuhan berbicara kepadanya." Tidak hanya itu, ia harus melakukan setiap instruksi Tuhan dengan detil untuk menyiapkan logistik penyelamatan populasi hewan. Yang hebat, dituliskan bahwa Nuh "melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya."
Nuh taat sepenuhnya, ia melakukannya dengan tepat seperti yang Tuhan perintahkan. Tidak mengherankan bahwa Nuh berkenan di hati Tuhan. Ia sama sekali tidak menunjukkan keengganan atau keraguan terhadap pernyataan Tuhan. Jika Anda menjadi Nuh saat itu, apakah akan memilih sikap yang sama?
Seringkali kita diliputi keraguan akan kehendak Tuhan, kita menunda dengan alasan yang sangat rohani seperti akan mendoakannya dulu. Namun tahukah Anda bahwa ketaatan yang tertunda sama dengan ketidaktaatan. Pengertian dapat menunggu, tetapi ketaatan tidak. Bayangkan jika Nuh menunda, ia mungkin tidak akan menyelesaikan bahtera itu tepat waktu. Ia dan seluruh keluarganya tidak akan selamat dari air bah itu juga. 
Ketaatan langsung akan mengajarkan kita lebih banyak tentang Tuhan daripada diskusi Alkitab seumur hidup. Bahkan kita tidak akan mengerti beberapa perintah Tuhan kecuali kita mentaatinya terlebih dahulu. Ketaatan membuka pengertian. Seringkali kita menawarkan ketaatan sebagian kepada Tuhan. Kita hanya mentaati perintah yang kita sukai, sedangkan yang tidak masuk akal, sulit dan harus bayar harga kita menolaknya. Hari ini, mari kita belajar ketaatan penuh seperti Nuh. 
Kita tidak bisa mentaati Tuhan sebagian atau bahkan menunda ketaatan, karena hal itu sama saja dengan ketidak taatan.

Sumber : www.jawaban.com

Rabu, 06 November 2013

Renungan Harian Online : Melayani Tuhan VS Melayani Diri Sendiri


YUNUS 4 : 1 - 11
1. Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. 2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." 4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" 5. Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. 6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. 8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." 9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani diri sendiri sangatlah tipis. Kita bisa saja memakai alasan melayani Tuhan, tetapi sebenarnya kita tengah melayani kepentingan dan kepuasan diri sendiri.
Salah satu cara untuk menguji hal tersebut adalah dengan melihat respons yang kita berikan tatkala pelayanan kita tidak dihargai oleh orang lain, atau tatkala pendapat dan keinginan kita dalam pelayanan tidak diterima. Apabila respons kita adalah marah,bahkan sampai mengundurkan diri dari pelayanan, itu berarti kita tidak sedang melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri.
Salah seorang tokoh Alkitab yang pernah bersikap demikian adalah Yunus. Yunus marah tatkala melihat bahwa apa yang Tuhan lakukan ternyata tidak sesuai dengan keinginan dirinya (ayat 1). Yunus kecewa tatkala Tuhan mau mengampuni Niniwe, musuh besar bangsa Israel ketika itu. Akan tetapi, Tuhan tidak membiarkan Yunus terus menerus larut dalam kemarahannya. Tuhan menghibur dan mengubah sikap hati Yunus melalui tumbuh dan matinya sebuah pohon jarak.
Tuhan mengajarkan bahwa yang seharusnya Yunus layani adalah keinginan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Niniwe. Bukan keinginan hati Yunus yang menghendaki agar bangsa itu dihukum saja. Sikap hati yang lebih mementingkan keinginan Tuhanlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap hamba-Nya.
Salah satu kesalahan yang kerap dihadapi para pelayan Tuhan adalah tatkala ia tidak lagi bisa membedakan mana keinginan Tuhan dan mana keinginan diri sendiri.
Sementara ini siapa yang kita layani ? TUHAN atau diri kita sendiri ?
MELAYANI BERARTI MENGERJAKAN URUSAN TUHAN BUKAN URUSAN KITA

SELAMAT DATANG. AYO BELAJAR FIRMAN TUHAN AGAR BERTUMBUH ROHANI KITA

SKALI2 BACA BAGIAN HUMOR AGAR MENYEGARKAN TUBUH KITA

WELCOME! ,PLEASE SHARE THIS BLOG TO YOUR FRIENDS

Cari Topik

Google

KATA-KATA BIJAK UNTUK YG INGIN SUSKES DI DUNIA KERJA

Iman tanpa perbuatan adalah mati


dari Bible

BELANJA ONLINE

Humor

PEMAKSAAN
Dikirimkan oleh Team i-Humor pada Sen, 11/29/1999 - 17:00.
Amin masuk ke sebuah restoran bersama anjing kecilnya. Pegawai restoran berkata, "Maaf Pak, tidak boleh membawa binatang ke sini." Amin menolak dan berkata, "Ini anjing bukan sembarang anjing lho ... dia ini istimewa .... Dia bisa bermain piano!"
"Oke! Kalau Anda bisa membuktikan kehebatannya, anjing Anda boleh tetap berada di dalam restoran ini dan dapat minum gratis!"
Amin membawa anjingnya duduk di kursi piano. Anjing kecil itu langsung beraksi memainkan lagu-lagu Mozart, Ragtime, dan lain-lain. Pegawai restoran dan pengunjung sangat menikmati permainannya.
Tiba-tiba seekor anjing besar masuk ke restoran itu dan menggigit leher anjing kecil itu sambil diseret ke luar dari restoran. Pegawai restoran yang bingung bertanya kepada Amin, "Apa yang terjadi?"
Dengan tenang Amin menjawab, "Ohhh, itu Ibunya. Dia ingin anaknya itu menjadi dokter gigi!"
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (1Petrus 5:2)
Sumber: Buffalosjokes